Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Monday, 8 April 2013

KEBANGUNAN ROHANI




KEBANGUNAN ROHANI


(Baca: Kejadian 4:25-26)
Apa yang timbul dalam pikiran Anda ketika mendengar Kebangunan Rohani?  Sebagian orang mungkin akan berpikir adanya seorang pengkhotbah dan sejumlah orang hadir dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani.  Khotbahnya bagus, banyak orang tertarik dan digerakkan.  Kemudian orang-orang ini datang ke depan mimbar dan menyatakan komitmen baru.
Bila kita melihat kembali arti dari Kebangunan Rohani, maka tidak bisa tidak harus melihat pada Kebangunan Rohani pertama yang terjadi di Kitab Kejadian.  Kebangunan Rohani pertama pasca kejatuhan Adam dan Hawa adalah di jaman Enos.
Pada waktu itu manusia berdosa dan diusir dari Taman Eden.  Kehidupan keturunan Adam bak neraka.  Di sana bisa dibayangkan Adam dan Hawa saling menyalahkan karena hidup mereka yang susah.  Kain membunuh Habel karena iri, kebencian dan dendam yang timbunnya.  Bisa dibayangkan pula keluarga ini saling mencela, meneriaki dan bersikap kasar satu dengan yang lain pada waktu-waktu sulit itu.
Kehidupan keturunan Adam diceritakan kitab Kejadian dengan makin merebaknya kehidupan manusia dan menyebar di berbagai tempat.  Di masa itu pula tercatat manusia mulai berpoligami, meski Allah merancang manusia monogami dalam pernikahan.
Rupanya terdapat Kebangunan Rohani setelah generasi ke tiga manusia, yakni Enos.  Tepatnya Kebangunan Rohani itu terjadi pada waktu Set berumur 105 tahun.  Adam yang berumur 905 tahun masih hidup pada waktu Enos lahir (Kejadian 5:4-6).  Secara runtut kronologis dan penjelasan kitab Kejadian, bisa diprediksi bahwa sudah banyak keturunan Adam pada waktu itu, termasuk juga mungkin yang tidak dicatat oleh Alkitab.
Mengapa disebut sebagai Kebangunan Rohani pada waktu itu?  Setidaknya ada beberapa hal yang dapat ditengarai secara jelas.  Pertama, Alkitab mencatat bahwa pada masa Enos lahir maka di masa itu pula orang-orang mulai menyebut nama TUHAN.  Bukan satu orang saja yang mencari Tuhan, tetapi rupanya banyak orang.  Terjemahan Alkitab bahasa Inggris sehari-hari dan kontemporery menyebut dengan istilah people.  Peoplemengacu kepada orang-orang pada umumnya di dalam suatu populasi.  Dengan demikian terlihat jelas adanya Kebangunan Rohani di masa Enos dengan banyaknya orang yang mulai bertobat dan mencari Tuhan.
Hal kedua yang menjawab mengapa disebut Kebangunan Rohani di masa Enos adalah dari arti nama Enos sendiri.  Akar kata dari nama Enos artinya 'lemah'.  Maksud dari nama ini hendak mengatakan bahwa Enos mengindikasikan keadaan manusia itu rapuh, lemah, bisa mati (mortal).  Nama ini menunjukkan manusia sadar siapa dirinya dan keterbatasannya.  Bila Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena tidak sadar dirinya bukan Allah, maka di jaman Enos, manusia sadar dirinya hanya ciptaan yang ada batasnya.  Hanya ketika seseorang menyadari dirinya terbatas, berdosa dan membutuhkan Tuhan, maka di saat itulah permulaan terjadinya Kebangunan Rohani.
Hari ini banyak gereja berlomba-lomba mengadakan Kebangunan Rohani.  Maksud dan kerinduan ini sangat baik sebab setiap kita bukan saja perlu disegarkan kerohaniannya, tetapi membawa jiwa-jiwa yang terhilang kembali kepada Kristus.
Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam Kebangunan Rohani bukan pada cara tertentu atau gaya kebaktian tertentu. Kebangunan Rohani tidak serta merta berhasil hanya dengan pengkhotbah yang pandai bicara, artis atau penyanyi terkenal yang bersaksi atau terampilnya panitia menghadirkan banyak orang di suatu tempat.
Kebangunan Rohani barulah disebut Kebangunan Rohani bila banyak orang di satu populasi (bukan beberapa orang saja) bahkan satu populasi itu bertobat dari dosanya dan mengikut Yesus Kristus.  Pertobatan ini bukan sekedar angkat tangan di suatu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), melainkan suatu keadaan di mana orang-orang merasa dirinya sangat berdosa, lemah, sedang menuju neraka dan perlu Yesus menyelamatkan.  Mengikut Yesus berarti setelah moment pertobatan, maka banyak orang-orang ini mulai ke gereja, bertumbuh dalam Firman Tuhan, mencari dan bersekutu dengan Tuhan melalui doa dan bersama-sama melayani.  Persis dengan kejadian yang pernah ada di Kisah Para Rasul 2:41-47.
Hari ini banyak orang mengklaim KKR yang diadakan di gerejanya berhasil karena mengundang pembicara besar, ada artis terkenal, penyanyi kelas nasional dan ribuan orang hadir.  Banyak gereja merasa KKR yang diadakannya berhasil karena persembahan yang diterima surplus dari semua biaya yang dikeluarkan. 
Banyak orang hari ini merasa KKR berhasil dengan banyaknya orang yang menangis dan angkat tangan.  Kenyataannya, banyak diantara mereka yang setelah pulang dari momentpenting ini dan kembali kepada kehidupan yang lama.  Sebagian dari mereka memang sudah percaya, mereka sedikit lebih rajin ke gereja, tetapi bila sibuk di kantor atau dagangannya maka hilang dari peredaran di gereja.  Tidak hadir ke gereja, tidak melayani, tidak berdoa, apalagi membaca Alkitab.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, marilah kita minta Tuhan dan menyiapkannya dengan sungguh-sungguh.  Mungkin butuh proses yang lama dan harus dimulai dari kita.  Lihatlah Adam harus menunggu 775 tahun baru terjadi Kebangunan Rohani di komunitasnya.  Bila melihat kehidupan Habel dan juga Set dan Enos, setidaknya kita bisa memperkirakan bahwa Adam dan Hawa mati-matian sebagai orang tua mengajar anak-anaknya hidup mengenal dan mengikut Tuhan.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, maka hal itu bukan dimulai dengan membentuk panitia KKR (Hal ini bukan berarti saya tidak setuju atau menolak KKR).  Kita harus memulai dengan keluarga kita, anak-anak kita harus dididik mengenal dan mencintai Tuhan Yesus Kristus.  Bila orang tua-orang tua Kristen menyediakan waktu khusus untuk mencari dan bersekutu dengan Tuhan, untuk membaca Alkitab bersama, berdoa dan belajar mengandalkan Tuhan dalam keputusan-keputusan mereka, maka Kebangunan Rohani ada di depan mata.  KKR hanyalah pendobrak akhir dan salah satu metode di masa lalu.
Jadi kesimpulannya, Kebangunan Rohani yang sesungguhnya membutuhkan waktu, komitmen yang serius dan terus menerus dari setiap orang Kristen.  Mulailah dari keluarga Anda, anak-anakmu, orang tuamu, istri atau suamimu, adik atau kakakmu, ponakanmu, kakek atau nenekmu.  Mungkin pada saat itu banyak tantangan.  Banyak orang diremehkan, tidak dianggap, perlu menjadi teladan dulu, dsb.  Kendati demikian bukan tidak mustahil bahwa justru Kebangunan Rohani bertahan lama dan mempunyai efek yang dalam karena orang-orang Kristen mempersiapkannya sejak sekarang.  Kiranya Tuhan menolong dan mendengar seru doa kita.  Selamat mempersiapkan Kebangunan Rohani.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Thursday, 7 March 2013

TERJERAT DALAM DOSA BENCI



Terjerat dalam Dosa Benci
Kejadian 4:8-16
Kebencian terhadap sesama adalah dosa yang berpotensi mematikan.  Pernakah Anda membenci seseorang karena sakit hati?  Firman Tuhan menjelaskan, orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia (I Yohanes 3:15).  Kain semula tidak senang dengan adiknya Habel karena persembahannya diterima Tuhan sementara persembahan Kain tidak diterima Tuhan.  Bisa dibayangkan rasa tidak senang Kain berubah menjadi kebencian yang dipupuk waktu demi waktu.  Puncak dari kebencian Kain terhadap Habel adalah membunuhnya dengan pukulanmaut.
Ketika dosa menggerogoti hidup manusia, maka efek dosa itu seperti kanker yang semakin lama semakin menjalar dan merusak hidup manusia.  Efek dari manusia yang tercemar oleh dosa adalah merusak orang lain dan lingkungan di sekitarnya.  Bila kita mengamati apa yang terjadi dalam Kejadian 4:8-16, terlihat beberapa aspek dari dosa benci.
Ketika ketidak sukaan berubah menjadi iri dan berlanjut pada benci, maka kebencian itu akan menghasilkan pembunuhan pada akhirnya.  Dosa benci dalam diri Kain membuat Kain menjadi manusia yang berbeda jauh dari gambaran rupa Allah.  Beberapa aspek yang setidaknya dapat kita lihat pada bagian ini adalah:
Pertama, dosa benci dalam diri Kain menghasilkan ketidakperdulian.  Kain merasa tidak punya tanggung jawab untuk menjagai adiknya.  Kain mengelak tanggung jawab bukan karena tidak terjadi apa-apa, melainkan sudah ada dosa dalam dirinya.
Hari ini kita menjumpai banyak orang yang hidup di dalam ketidakperdulian.  Ada orang yang tidak perduli dengan lingkungannya.  Orang-orang ini merokok di sembarangan tempat.  Ada pula yang membuang sampah di selokan sehingga berpotensi membuat bibit penyakit dan banjir.  Orang-orang yang lain meludah di jalan dan menyebarkan bakteri karena air ludah yang menguap di udara. 
Ketidakperdulian juga menimpa banyak aspek di keluarga terdapat orang tua-orang tua yang tidak memperhatikan dan mendidik anak-anaknya di dalam Tuhan.  Di masyarakat masing-masing hidup dan mengurus urusannya sendiri sehingga tidak saling kenal dan tidak perduli.  Tidaklah heran kemudian muncul cerita ada seorang wanita dibunuh di lingkungan padat penduduk sementara wanita ini teriak-teriak minta tolong, semua orang yang mendengarnya merasa bukan urusannya.  Ketika polisi datang, wanita ini sudah menjadi mayat dan warga baru tahu ternyata sudah terlambat untuk menolong.

Sikap cuek adalah efek nyata dari manusia berdosa yang perlu diubah di dalam Kristus.  Sikap yang seharusnya adalah perduli terhadap sekitarnya.  Membuang sampah pada tempatnya, ikut menghijaukan lingkungan dengan berbagai tanaman, tidak meludah sembarangan, menyapa tetangga dan menyediakan waktu untuk bersosialisasi adalah baik.  Hal ini bukan bermaksud bahwa kita harus ikut meng-gosip di pertemuan antar tetangga, tetapi ada bentuk keperdulian di tempat kita berada: entah di kantor, rumah, sekolah, dst.
Kedua, efek dari manusia yang jatuh dalam dosa benci adalah berujung pada ketakutan.  Takut adalah rasa sadar yang diberikan Pencipta kepada manusia bahwa ada sesuatu yang perlu diwaspadai atau diperhatikan atau diantisipasi.  Memang tidak semua orang yang takut pasti karena dosa benci, tetapi kebencian dan perbuatan jahat dapat berakibat rasa takut orang lain juga akan menyakitinya. 
Kain takut diusir dari tempat asalnya oleh Tuhan.  Kain takut dibunuh dan dicederai orang lain karena ia merasa jauh dari Tuhan.  Perbuatan dosa yang kita lakukan terhadap orang lain mengakibatkan kita takut orang lain berbuat dosa persis seperti yang kita lakukan terhadap orang lain.  Kain membunuh Habel dengan kebencian.  Bisa jadi orang lain akan membunuh Kain pula.
Rasa takut kerap membuat manusia tidak hidup sebagaimana seharusnya.  Ketakutan membuat banyak orang tidak berbuat apa-apa.  Ketakutan membuat orang bertindak salah.  Ketakutan membuat orang tidak melakukan yang seharusnya yang Tuhan mau.  Beberapa ketakutan adalah masuk akal mengingat dunia yang sudah rusak dan jahat.  Manusia perlu waspada, tetapi tidak perlu dikuasai ketakutan.
Hari ini kita hidup di dunia yang tidak ideal karena dunia yang tengah dirusak oleh dosa.  Syukur, karena cinta Allah yang besar maka Tuhan masih masih memberikan keselamatan melalui Yesus Kristus.  Tuhan menyertai orang yang mau mencari-Nya.  Janji penyertaan Tuhan bukan hidup yang selalu lancar, tetapi hidup tidak sendiri.  Keperdulian Tuhan tampak dalam setiap karya-Nya di dunia ini hingga dunia berakhir adalah bagian dari integritas Allah. 
Marilah kita hidup di dalam rencana-Nya yang baik di tengah-tengah jaman yang tidak baik ini.  Biarlah Tuhan menolong kita agar hidup di dalam keperdulian dan ketaatan bukan didalam kecuekan dan ketakutan.  Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Monday, 21 January 2013

SEPERTI BOLA SALJU



Seperti Bola Salju yang Menggelinding
(Baca: Kejadian 3:14-20)
 Bila Ada sebuah bola salju kecil kemudian digelindingkan turun dari atas ke bawah, maka kira-kira apa yang terjadi?  Bola salju yang kecil itu akan dibungkus oleh hamparan salju sepanjang perjalanan dan menjadi sangat besar pada waktu tiba di dasar.  Seperti inilah kehidupan manusia akan tertimpa bencana bila manusia membiarkan dosa-dosanya tidak dibereskan di hadapan Tuhan.
Adam dan Hawa setelah jatuh dalam dosa harus merasakan akibat dari perbuatannya.  Pertama, hubungan alam dengan isinya menjadi tidak stabil, tidak harmonis dan cenderung kacau.  Lihatlah dengan ulah manusia membuat alam ini rusak, banjir, longsor, udara tercemar polusi.  Hewan memakan hewan, manusia memakan manusia.
Kedua akibat manusia jatuh dalam dosa adalah kesakitan luar biasa bila seorang ibu melahirkan bayi secara normal dan untuk menjalani hidup yang lancar di dunia ini adalah tidak mungkin.  Dalam perkembangan sejarah, dapatlah diketahui bahwa ada ibu-ibu yang meninggal sewaktu melahirkan.  Rasa sakit melahirkan normal maupun caesar  juga tidak mudah untuk dijalani. 
Jangan heran kemudian di masa lalu hingga sekarang terjadi kesulitan bagi banyak orang untuk menjalani hidupnya.  Banyak orang sulit mencari pekerjaan, apalagi yang penghasilan dan pekerjaannya cocok.  Terjadi resesi global di masa lalu dan sekarang.  Banyak orang ditipu dan saling menipu untuk mendapatkan untung berlimpah dalam usaha, sehingga banyak pula korban yang dirugikan dan hidup semakin menderita.  Sebagian orang konflik dengan keluarga, teman dan rekan kerjanya sehingga membuat hidup ini stres.  Sebagian orang dengan permasalahannya mengakibatkan gangguan kejiwaan seperti paranoid, schizophrenia, phobia,hingga depresi berkepanjangan.
Semua yang terjadi adalah bagian dari gelombang awal dosa menggelinding dari sejak Hawa dan Adam.  Hubungan manusia dengan alamnya tidak baik dan sedang menuju kehancuran.
Syukur kepada Tuhan, karena kehadiran Yesus Kristus yang meremukkan kepala ular, mengalahkan neraka dan memberikan kemenangan kepada manusia untuk diselamatkan.  Dengan percaya dan mengikut Yesus maka manusia memperoleh kembali apa yang telah dihilangkannya di Taman Eden.  Manusia yang mati secara rohani dan akan segera mati secara jasmani dapat memperoleh kehidupan rohani dan kehidupan kekal.
Hanya orang-orang yang di dalam Tuhanlah yang dapat menggarami dunia yang membusuk ini.  Terang di tengah kegelapan dapat menuntun dunia yang buta menjadi lebih baik dan lebih sadar diri.  Kehadiran Kristus Yesus memampukan manusia menjadi lebih baik dan kembali kepada tujuan penciptaannya.
Hidup di dunia ini sulit dan banyak masalah, marilah kita tidak membuatnya makin hancur dan suram.  Bersama Kristus dan di dalam Kristus kita dapat membuat dunia lebih baik dan membuat hidup kita pribadi lebih baik. 
Kiranya Tuhan menolong kita menjadi bola salju yang baik bukan bola salju dosa.  Bola salju manusia baru akan menggarami, menerangi dan mempengaruhi orang di sekitar kita menjadi lebih baik, alam lebih seimbang dan hidup lebih damai.  Hanya bersama Sang Pencipta kita dapat menyelesaikan panggilan kita di dunia ini.  Kiranya Tuhan Yesus menolong kita.  Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp







Tuesday, 8 January 2013

TIDAK BISA MENIKMATI HIDUP?




Tidak Bisa Menikmati Hidup ?
(Baca: Kejadian 3:8-13)


 Siapa yang tidak ingin menikmati hidup?  Pada umumnya semua orang ingin dapat menikmati hidup.  Kenyataannya, tidak semua orang dan tidak selalu setiap orang bisa menikmati hidup.  Ada orang yang sangat kaya dan mempunyai banyak rumah mewah di Indonesia, Singapore, Australia, Hongkong tetapi jarang ditinggali dan yang menikmati rumah mewah dan segala fasilitas adalah pembantunya.
Ada orang yang sangat sukses di dalam pekerjaannya, penghasilannya begitu besar tetapi menanggung beban pikiran yang sangat berat dan resiko yang besar.  Hari-harinya dihabiskan untuk kerja dan ia melewatkan waktu mendidik anak bertumbuh sehingga anak-anaknya yang sudah besar tidak mengenalnya.
Sebagian orang lain lagi hidupnya biasa-biasa tetapi sulit tidur karena kebencian dan dendam dengan sesamanya.  Sementara orang lain hidup di dalam topeng kemunafikan, ketidakjujuran dan kepalsuan dengan pikiran agar dapat diterima oleh  orang-orang di sekitarnya.
Bila dikaji lebih dalam, ternyata hidup manusia itu rumit dan sangat bervariasi permasalahan maupun berkatnya.  Manusia yang terhempas di dalam kubangan dosa semakin membuat dirinya sulit dan tidak bisa menikmati hidup.  Maksud saya, bukan berarti contoh-contoh kehidupan di atas adalah efek dosa, tetapi bisa jadi karena adanya dosa, maka kehidupan tidak bisa dinikmati dengan sepenuhnya.
Apa yang dialami Adam dan Hawa adalah tragedi kemanusiaan akibat berkubang di dalam dosa.  Pada mulanya Allah merancang manusia dengan gambar serupa Allah, memberikan manusia misi untuk dikerjakan dan menikmati hidup anugerah Allah.  Taman Eden, semua jenis binatang, tumbuhan, air, matahari, dsb adalah bagian dari fasilitas dari Allah untuk dinikmati dan diperlihara dengan penuh tanggung jawab. 
Dalam perkembangannya, manusia diajak dan dipengaruhi sedemikian rupa untuk berbuat dosa, melanggar kehendak Tuhan.  Bukankah ini sering kita dengar di dalam percakapan, 'Yang namanya berdagang, kalau nga bohong, kita bisa untung.'  atau perkataan lain, 'Hidup di dunia ini kalau lurus-lurus ya tidak bisa.'  Ada pula yang memastikan pepatah, 'Kalau mau hidup jujur ya ajur (hancur).'
Kenyataannya, semakin manusia hidup di dalam dosa, semakin hidupnya masuk di dalam kesusahan.  Mungkin seseorang merasa senang dan lebih untung dengan berbuat dosa, tetapi justru ia sedang diperdaya dalam kehidupan yang tidak sejahtera dan sulit.
Pada waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, setidaknya terlihat 4 efek dosa yang membuat mereka tidak bisa menikmati hidup.  Pertama adalah tidak bisa menikmati kesejukan.  Pada umumnya orang menyukai kesejukan dan tidak suka kepanasan maupun kedinginan.  Sejuk berarti segar atau 'fresh', inilah komponen yang membuat manusia lebih hidup.  Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, manusia suka berada di ruangan dengan kelembapan air yang sejuk.  Demikian pula halnya kalau kita memilih buah suka yang segar bukan busuk. 
Pada saat manusia jatuh dalam dosa, ia tidak bisa menikmati kesegaran hidup dari Allah secara penuh.  Dosa begitu mencederai manusia hingga tidak dapat menikmati hidup.  Adam dan Hawa sekalipun berada di alam yang sejuk, tetapi tidak bisa menikmati alam.  Semakin banyak dunia berdosa dan mengeksploitasi bahkan menghancurkan alam, maka suhu udara di dunia akan meningkat lebih panas.  Manusia tidak dapat menikmati kesejukan hati tanpa kekudusan dan persekutuan dengan Tuhan.  Manusia perlu berbaik kembali agar menemukan kesejukan hati walau udara di alam lebih panas dari biasanya.
Kedua, manusia yang jatuh dalam dosa dikuasai oleh rasa takut.  Rasa takut sendiri adalah anugerah Tuhan yang membuat orang mewaspadai bahaya, tetapi takut yang berlebihan membuat manusia jadi paranoid. 
Adam dan Hawa jadi takut bertemu dengan Allah setelah jatuh dalam dosa. Mereka dikendalikan dan diperbudak oleh rasa takut sehingga terus bersembunyi.  Seperti pepatah, 'Anda bisa lari, tetapi tidak bisa sembunyi' adalah efek penghindaran yang dalam hal ini diakibatkan oleh rasa takut.
Dikuasai dan diperbudak rasa takut membuat orang membangun rumah seperti benteng, membuat manusia tidak bisa tidur malam, bahkan menerpa banyak orang dipenuhi rasa curiga dan prasangka buruk.
Ketiga, efek dosa dapat membuat manusia tidak transparan.  Hidup yang sehat memang bukan berarti buka-bukaan tetapi juga bukan berarti memakai topeng.  Hawa dan Adam tidak berani bertemu dengan Allah secara langsung sampai Tuhan mencarinya.  Ketidaktransparanan adalah wujud dari ada sesuatu yang disembunyikan: pelanggaran. 
Orang yang bersalah dan melakukan kecurangan bisa jadi terlihat dari ekspresi nonverbal, ketidaksesuaian perilaku antara satu dengan yang lain bagian tubuh, sering mengedipkan mata atau menatap benda lain yang tidak fokus dan gelisah.
Ketidaktransparanan adalah bentuk dari kebohongan, kecurangan, dan telah melakukan kesalahan yang berusaha ditutupi atau dikubur dalam-dalam.  Orang yang jatuh dalam dosa menjadikan dirinya palsu dan menyangkali hati nuraninya.  Orang yang masih merasa diri bersalah ketika berbuat dosa masih ada harapan.  Sebagian orang sudah terbiasa dengan berdosa dan membenarkan diri maupun mematikan hati nuraninya.  Bila seperti ini keadaannya, maka orang itu menjadi kebal terhadap kebenaran dan tidak mampu melihat yang benar dan yang salah.
Adam dan Hawa malu ketika telanjang, bukan sekedar tidak berpakaian tetapi malu melihat dirinya bersalah dan berdosa.  Inti dari ketidaktransparanan bukan persoalan telanjang tetapi persoalan hati yang tercemar.
Ke empat, efek dari dosa adalah melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.  Adalah muda menyalahkan orang lain ketika kita berbuat kesalahan namun hal ini membuat hubungan kita dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri menjadi lumpuh dan bertambah tidak baik.
Manusia pertama saling menyalahkan kegagalan dan kejatuhan dosa mereka.  Adam menyalahkan Hawa, Hawa menyalahkan ular.  Sikap melempar tanggung jawab dan saling menyalahkan adalah ciri dari manusia yang jatuh dalam dosa.
Efek dosa membuat manusia tidak dapat menikmati hidup sepenuhnya.  Hidup yang dinikmati dengan jerih lelahnya jadi terbatas bahkan terkadang hampa.  Manusia perlu dipulihkan Yesus Kristus dari dosa dan hubungan yang putus dengan Allah.  Bila manusia hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka modal awal untuk diberkati Tuhan sebagai umat yang bertumbuh adalah memungkinkan.
Banyak orang berusaha menikmati hidup dengan mengumbar hawa nafsu, membelanjakan banyak barang kebutuhan dan menghabiskan sejumlah besar uang untuk hiburan, tetapi semua itu bersifat sementara dan tidak menjawab kebutuhan dasar manusia akan Tuhan. 
Manusia dapat menikmati hidup sepenuhnya dari berkat-berkat Tuhan yang berbeda, bervariasi dan sesuai porsinya berdasarkan rasa syukur, rasa cukup (contentment), dan rasa tenang damai sejahtera.
Kiranya Tuhan masih bermurah hati memampukan kita menikmati hidup di dalam Tuhan bukan di luar Tuhan, sebab diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bertumbuh.  Kiranya Tuhan menolong hidup kita.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tags