Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Tuesday, 30 October 2012

SEBUAH PEMIKIRAN




Sebuah Pemikiran tentang Cafe Nasrani:
Unsur-unsur Garden Community
(Baca: Kejadian 2:8-14)



Kira-kira seperti apa unsur-unsur sebuah Cafe Nasrani?  Bagaimana melibatkan Allah di dalam dunia usaha ini?  Bila kita mengamati kitab Kejadian 2:8-14, maka terdapat banyak hal menakjubkan bagaimana Allah sangat mengasihi dan perduli dengan kesejahteraan manusia.  Allah membuat sebuah taman (garden) khusus dengan rancangan yang sempurna untuk kesejahteraan manusia.  Mulai dari makanan, minuman dan semua unsur keindahan artistik ditata sedemikian rupa agar manusia memelihara dan menjalani kehidupan di dalam Tuhan.
Seperti apa persisnya taman Eden itu, kita tidak dapat memastikannya.  Berdasarkan kata "Eden", yang artinya sangat memuaskan hati, sangat indah, sangat menyenangkan; terlihat bahwa taman ini bukan sembarangan taman yang ada apalagi terbentuk dengan sendirinya.  Allah memformulasikan dengan sejumlah unsur alam plus dengan sentuhan Allah yang membuat taman Eden ini boleh dikatakan seperti surga.
Tentu saja kita tidak mungkin membuat taman Eden kedua, sebab yang pertama saja kita tidak tahu persis dan unsur kesegaran alam sempurna tidak kita miliki.  Kendati demikian mengacu kepada beberapa aspek alam dan catatan Musa ini, maka kitab Kejadian setidaknya dapat merumuskan ide sederhana perihal usaha Cafe Nasrani yang bercorak Gardenia alias taman.
Saya membayangkan Gardenia di Eden ditata sedemikian asli dan bersih sehingga orang yang tinggal tidak stress tetapi mengalami kesegaran (refreshment).  Di dalam Gardenia terdapat unsur makanan yang sehat, bersih, enak dan sedap dilihat mata.  Makanan yang sehat artinya menggunakan bahan-bahan yang baik bagi kesehatan tubuh.  Makanan bersih artinya terhindar dari penyakit, maupun kuman-kuman lain, alias higenis.  Makanan enak tentu saja nikmat dan berasa khas sesuai dengan selera kebanyakan orang.  Makanan yang sedap dilihat artinya ditata sedemikian rupa sehingga kelihatan elegan (terpilih & tertata rapi).
Adapun minuman di taman Eden mengalir dari air kehidupan dan memancar ke sungai Pison, Gihon, Tigris dan Efrat.  Air yang diminum bukan mematikan, membiuskan, memabukkan, ataupun beracun.  Minuman sehat tidak selalu hambar dan tidak enak.  Minuman yang ada di Gardenia selain bersih, sehat dan juga baik untuk sirkulasi tubuh manusia. 
Keindahan taman Eden memang tidak tergambarkan secara jelas dan sulit untuk dibayangkan kecermatannya.  Meskipun demikian, kitab Kejadian menyebutkan unsur penataan pohon-pohonan dan buah-buahan.  Bisa jadi terdapat kerindangan, campuran warna hijau yang konon katanya menyegarkan mata.  Adanya aliran air di Gardenia yang bersih, segar dan mengeluarkan suara gemericik.  Konon aliran air gemericik dipakai pula untuk terapi di jaman ini. 
Bisa juga setting Gardenia dilengkapi dengan satu atau lebih jenis bebatuan yang diikuti dengan sirkulasi udara yang baik.  Aroma alam dapat ditimbulkan secara soft dan berefek ringan untuk membawa suasana yang fresh.  Campuran warna emas adalah bagian dari keceriaan, keindahan sekaligus berkelas.  Semua unsur inipun didapati dari aliran cabang sungai Pison, Gihon, Tigris dan Efrat.
Hal terpenting dari semua komponen di taman Eden adalah adanya pusat taman dengan hadirnya pohon kehidupan dan pohon pengetahuan baik dan jahat.  Pohon kehidupan bisa ditafsirkan sebagai pohon yang nyata yang bila dimakan buahnya membuat orang awet muda.  Pohon kehidupan bisa juga ditafsirkan sebagai simbol bahwa Allah hadir sebagai pusat kehidupan dan yang menyelenggarakan kesejahteraan. 
Pohon pengetahuan baik dan jahat bisa ditafsirkan sebagai standar yang menentukan yang jahat dan baik adalah dari Tuhan.  Ketika manusia memutuskan untuk menentukan sendiri arti baik dan jahat, pada saat itu pula manusia tersesat.  Pengertian lain tentang pohon pengetahuan baik dan jahat adalah simbol ketaatan manusia.  Bila manusia memakannya, maka manusia memberontak terhadap Allah karena sudah dilarang sebelumnya.
Gardenia ala Nasranibukan tentang agama, tetapi seputar kehidupan yang dipelihara.  Gardenia ala Nasranibukan religi, tetapi menghadirkan Allah sebagai pusat hidup dan pusat dunia usaha. 
Di tengah-tengah Gardenia dapat didesign sedemikian rupa dengan ornamen yang mengagungkan Allah, yang menyatakan bahwa Tuhanlah pusat kehidupan yang menyegarkan.  Bisa juga diletakkan sejumlah ayat Alkitab di berbagai sudut atau pusat Gardenia.
Akhir kata dari semua pemikiran seputar Cafe Nasrani adalah inti dari bagian ini jangan sampai dilupakan pembaca.  Pertama, Allah yang menciptakan kehidupan dan memfasilitasi manusia dengan kesejahteraan.  Kedua, Hidup manusia dirancang untuk bersekutu dan berpusat kepada Allah.  Ketiga, Sentuhan kehidupan yang sejahtera, damai, dan menyegarkan berasal dari Allah dan untuk kemuliaan Allah.    Oleh sebab itu mari kita mulai bersama Allah, dengan doa dan relasi di dalam Tuhan kita menjalankan masing-masing panggilan kita.  Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tuesday, 2 October 2012

Allah Cuti?


Allah Cuti?
(Baca: Kejadian 2:1-3)

Dewasa ini istilah cuti begitu lekat bagi banyak orang yang bekerja di berbagai bidang.  Setiap tahun ada sejumlah hari untuk cuti, baik itu di lembaga pemerintahan, swasta hingga di gereja.  Cuti bertujuan bukan saja untuk istirahat, refreshing, tetapi juga menjadi ajang untuk belajar dan diperlengkapi dengan lebih baik.  Inti dari cuti adalah istirahat, berhenti sejenak.
Sebagian orang tidak menyukai kata 'cuti', sebab bagi mereka hidup adalah terus menerus bekerja, produktif dan menghasilkan sesuatu.  Bila tidak bekerja, rasanya diri ini bersalah bahkan berdosa.  Sebagian orang lain merasa 'cuti' adalah sebuah kerugian dan kegagalan.
Sebagian orang lain sangat menyenangi yang namanya 'cuti' tetapi mempergunakannya dengan keliru.  Cuti dipakai sebagai kesempatan untuk mengumbar nafsu.  Ada orang yang mengkorupsi 'cuti' dengan bolos kerja atau memperpanjang sendiri waktu liburnya.  Sudah tidak asing bila sejumlah oknum di instansi tertentu masuk kerja semaunya, pulang kerja secepatnya, dan libur kerja seenaknya.
Bagaimana dengan pola Allah dalam hal cuti?  Apakah Allah juga cuti?  Iya, Kejadian pasal dua adalah pemaparan sangat jelas bagaimana Allah juga cuti alias istirahat.  Pengertian 'cuti' ini berbeda dengan konteks pemahaman sejumlah orang pada umumnya termasuk pembahasan di atas.  Sebelum segala sesuatu ada, Allah telah merancang dengan akurat segala isi alam semesta.  Allah menciptakan dengan tidak terburu-buru dan menikmati hasil kerjanya dengan syukur.  Setelah menyelesaikankarya penciptaan, pada hari ketujuh Allah beristirahat.
Pola Allah di dalam berkarya adalah merencanakan, bekerja, istirahat dan menikmati ciptaan-Nya.  Setelah semua itu, Allah tetap bekerja melanjutkan karya-Nya hingga sekarang.  Pada waktu Allah beristirahat, bukan berarti dunia ini kacau ataupun vacuum.  Di dalam cuti Allah, alam berjalan dengan teratur, pemeliharaan Allah berlaku bahkan kehidupan yang dinamis dan bervariasi tengah berjalan dalam prosesnya.
Ada perencanaan dan ada kerja.  Ada kerja dan ada menikmati hasil kerja.  Ada kerja dan ada pula istirahat.  Rupanya ada pola kerja yang perlu diikuti setiap manusia dalam menjalani hidupnya.  Orientasi hidup bukan pada produktivitas atau seberapa banyaknya bekerja, tetapi pada rencana, tujuan, prioritas, kerja, evaluasi/mensyukuri hasil kerja/menikmati, istirahat dan berputar lagi mencapai tujuan (konsep spiral).
Menariknya dalam pola kerja Allah ini adalah Allah memberkati dan menguduskan semua ciptaan-Nya.  Artinya, apa yang dikerjakan Allah bukan saja baik, akurat dan sempurna, tetapi juga di dalam kekudusan.  Di bagian ini kita dapat mengerti bahwa setiap pekerjaan harus dikerjakan di dalam Tuhan dan untuk Tuhan, sebab hanya dalam kerangka inilah manusia dapat menikmati secara tepat dan benar arti dari kehidupan ini.
Apapun pekerjaan Anda (entah sebagai pelajar, karyawan, manager, dst), perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan cuti adalah bagian dari pola hidup yang sehat.  Tidak perlu berlebihan bekerja, sebab akan membuat kita kelelahan dan sakit.  Tidak boleh kelewatan libur, sebab akan membuat kita malas.  Kerja keras perlu, asal tidak diperbudak oleh kerja.  Mau cuti?  Silahkan, Tuhan aja juga cuti.  






Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp


Wednesday, 5 September 2012

PUNYA SELERA SENDIRI


PUNYA SELERA SENDIRI

(Baca: Kejadian 1:20-25)



Sore itu saya sedang menonton sebuah film dokumenter bersama dengan istri, sementara Jonas anak saya (10bln waktu itu) sedang tidur.  Volume suara kami kecilkan sedemikian rupa hingga tidak mengganggunya.  Setelah beberapa waktu, anak saya terbangun dan kemudian bermain.  Herannya adalah, Jonas terus rewel.  Istri dan saya curiga, 'jangan-jangan anak ini mau nonton film anak dan tidak suka dengan film yang sedang kita tonton'.  Akhirnya kami coba mengganti film dokumenter itu dengan film kesukaannya.  Anda tahu apa yang terjadi?  Anak ini langsung diam, duduk manis dan terpaku melihat film kesukaannya.  Memang Jonas memiliki selera sendiri.
Setiap orang diciptakan secara berbeda, baik dari keunikan maupun karakternya.  Ada orang yang walaupun saudaranya kembar namun yang satu periang sementara yang lain pendiam.  Ada yang menyukai berada di pegunungan, yang lain menyukai berada di pantai.  Ada yang suka bekerja di dalam ruangan dan ada juga yang senang berada di lapangan.  Setiap orang punya bakat dan keistimewaannya sendiri.
Bila kita melihat kembali runtutan penciptaan Allah atas hari kelima dan keenam, maka terdapat sebutan hewan air dan darat berdasarkan jenisnya.  Allah menghabiskan satu hari untuk hewan air dan esoknya baru melanjutkan ciptaan hewan darat.  Ini bukti bahwa Allah tidak terburu-buru dan punya waktu sendiri.  Ini bukti bahwa Allah mengerjakan ciptaan-Nya dengan detil, cermat, akurat.  Setiap hewan mungkin beberapa diantaranya mirip, tetapi bila dikaji lebih lanjut ternyata memiliki jenis yang berbeda.  Bahkan jenis hewan yang samapun memiliki kehendak dan karakternya sendiri.
Allah senang dengan keberagaman sebab itu ketika penciptaan disajikan dengan berbagai macam jenis, karakter dan keunikan disebutkan bahwa Allah puas/senang dan memberkati ciptaan-Nya.  Keberagaman adalah bagian dari kekayaan yang indah dari segi estetika dan saling melengkapi dari segi fungsional.
Sayangnya, di jaman ini banyak orang yang bukannya mencintai ciptaan Allah tetapi berusaha memanfaatkan/eksploitasi bahkan merusaknnya.  Di sana-sini banyak dari antara kita yang membuang sampah sembarangan, mencoret-coret fasilitas umum, menembaki burung di udara untuk iseng, membuat saluran air sedemikian kotor dan jorok sehingga banyak ikan yang musnah.
Sebagian orang lain saling acuh tak acuh di dalam satu tempat ibadah karena konflik tidak terselesaikan, ketidakcocokan pendapat, perbedaan suku dan status serta prasangka negatif.  Padahal bila dikaji lebih lanjut tampak nyata bahwa setiap ciptaan, termasuk setiap pribadi manusia adalah berbeda dan istimewa dalam kepribadian, latar belakang maupun bakat/kelebihannya.
Allah sengaja menghadirkan keberagaman agar kita boleh belajar saling mengisi dan memperlengkapi, saling melayani dan menghargai.  Setiap orang boleh berbeda asah dan rasa, tetapi janganlah karena perbedaan berarti permusuhan. 
Bila Allah senang dengan ciptaan-Nya, bukankah kita seharusnya menghargai ciptaan Allah dengan semestinya?  Marilah kita belajar mencintai lingkungan di sekitar kita dengan baik.  Setidaknya dimulai di rumah kita, hadirkanlah tanaman agar menghijaukan lingkunganmu.  Buanglah sampah pada tempatnya, jangan mengotori selokan dan merusak lingkungan sekolah/kerja/rumah.  Bila rumah dan diri Anda bersih, maka kebersihan dan keindahan itu akan mempengaruhi dan menghasilkan hal yang baik bagi orang-orang sekitar Anda.
Marilah kita belajar menghargai keberagaman dan perbedaan dengan orang lain.  Sah-sah saja bila setiap kita memiliki selera, tetapi bukan berarti selera kita adalah mutlak dan paling benar.  Jangan karena masalah sepele kemudian bertengkar dan saling 'menggigit'.  Kita boleh tidak setuju, kita boleh punya keinginan sendiri, kita boleh berbeda tetapi harus ada kesatuan di dalam keberbedaan sebab disinilah timbul kekompakkan dan kebaikan. 
Marilah kita bercermin dengan cara Allah menciptakan dan memperlakukan ciptaan-Nya.  Kehidupan yang diikat di dalam Allah dan dipimpin oleh-Nya akan menghasilkan keberagaman yang indah.  Kehidupan yang berjalan semau-maunya sendiri dengan mengedepankan ego, nafsu dan keserakahan akan menghasilkan kekacauan, kerusakan dan kehancuran.  Punya selera sendiri?  Boleh, tetapi jangan lupa dipersatukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus agar tidak keluar batas. 

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Wednesday, 29 August 2012

MEMAKNAI RUTINITAS




Memaknai Rutinitas
(Baca: Kejadian 1:14-19)

Pernakah Anda merasa bosan dengan kegiatan rutin yang berjalan?  Sebagian orang menghabiskan setiap harinya dengan bangun pagi, pergi ke tempat kerja, pulang malam bertemu keluarga sebentar dan tidur.  Esok hari berputar kembali seperti kemarin. 
Pelajar setiap hari harus berhadapan dengan buku dan guru di sekolah.  Ibu rumah tangga setiap hari harus menyiapkan sarapan untuk keluarganya, pergi ke pasar, mencuci, setrika, menyapu dan pel lantai, membersihkan rumah, menyiapkan makan siang dan malam.  Kegiatan rutin ini berputar terus setiap hari sehingga tampak monoton dan membosankan.
Setiap orang bisa didera dengan penyakit kebosanan, jenuh dan penat.  Bila kita melihat kisah kejadian penciptaan di hari keempat, maka terlihat bahwa Allah sengaja meletakkan matahari, bulan dan bintang sebagai tanda pengenal waktu. Melaluinya manusia bisa mengenal hari berlalu, musim akan datang dan cuaca dapat diprediksi berdasarkan tanda-tanda alam.  Inilah keajaiban dunia!  dari rutinitas alam terdapat tujuan Allah yang berorientasi ke depan dan bukan berputar-putar di tempat.
Kembali kepada kegiatan rutin dari manusia, sebagian besar kita memiliki jadwal kehidupan rutin setiap hari bahkan sepanjang tahun.  Terkadang tidak dapat dipungkiri semua kegiatan yang berulang terus dapat menimbulkan kelelahan, kebosanan dan kekosongan.  Seolah-olah kita tidak sedang maju tetapi berputar-putar di tempat yang sama. 
Keteraturan adalah baik sebab membuat kita lebih sehat lebih tertata dengan rapi, tidak membuat kita bingung, kacau ataupun panik.  Bila terjadi kekacauan, maka ketidak teraturan akan menimbulkan ketidaknyamanan, kerugian bahkan kehilangan.
Berdasarkan hal di atas, maka ditengah-tengah kerutinan kita dapat memetik sejumlah pelajaran agar hidup ini lebih hidup:  Pertama, adalah belajar memaknai setiap pekerjaan kita setiap hari.  Artinya, kita perlu evaluasi atas semua hal yang telah berjalan, entah di penghujung hari ataupun dipenghujung minggu.  Dengan evaluasi, membuat kita mengerti setiap keberhasilan dan kegagalan yang terjadi.  Rencana ke depan dapat lebih baik dari sebelumnya, sehingga tujuan hidup kita berhasil di dalam Tuhan semakin terasah baik.

Kedua, kerutinan dari pagi hingga malam sebenarnya adalah penanda waktu bahwa kita diikat di dalam ruang dan waktu.  Belajar dari kerutinan harusnya mengingatkan bahwa kita manusia terbatas. Banyak orang tidak menyukai dan berusaha menyangkali bahwa dirinya terbatas di saat berada dalam kegiatan rutin yang berulang-ulang.  Sebagian orang berdalih dengan sedemikian rupa dan menyebut dirinya tidak diikat oleh kerutinan.  Orang ini kemudian mamacu hidupnya melewati batas, menjadi gila kerja dan akhirnya sakit.  Bukankah dari kerutinan alam saja kita bisa mengetahui bahwa di dalam perjalanan waktu yang bergulir ke depan, alam ini terbatas dan diikat oleh dimensi ruang dan waktu?  Apalagi di dalam rutinitas harian kita, sebenarnya Allah berbicara banyak mengenai keterbatasan manusia.

 Ketiga, rutinitas setiap hari dari pagi hingga malam, dari terang hingga gelap sebenarnya tidak pernah sama persis.  Rutinitas walaupun tampaknya tidak berubah, sesungguhnya ada perubahan berjalan di dalam keteraturan.  Bila kita memaknai waktu berjalan hanya dengan berputar pagi-malam-pagi, maka kita telah kehilangan arti waktu yang sesungguhnya.  Belajar dari kerutinan, kerutinan yang dipandang sebagai anugerah Allah setiap hari akan menghasilkan hidup.  Bila kita menghargai anugerah Allah, maka kita bukan saja hidup di dalam anugerah-Nya, melainkan kita hidup bagi Allah.  Di sinilah titik tolak hidup jadi lebih hidup, yakni ketika kita mengijinkan dan berusaha memadukan seluruh diri kita bagi Allah, maka di sana terjadi efek yang disebut sukacita, damai sejahtera, lega, dan dipakai Allah sepenuhnya.
Hari ini banyak orang merasa hidupnya jenuh, tidak berarti dan berputar-putar dalam rutinitas.  Mereka diperbudak oleh dosa sehingga hidupnya didorong oleh nafsu dan bukan Allah.  Sebagian orang terjebak dalam kesibukan yang luar biasa dan sekaligus kemalasan yang luar biasa sehingga tidak punya waktu untuk berdiam diri dan mengevaluasi hidupnya. 
Pagi, siang dan malam akan terjadi lagi esok.  Terang dan gelap adalah makanan keseharian, demikian pula dengan rutinitas.  Memaknai rutinitas di dalam Tuhan adalah jawaban bagi kesegaran hidup.  Kehidupan diciptakan secara teratur dan rutin oleh Allah dengan tujuan yang sangat indah bagi kehidupan manusia, iya kehidupanbukan kebosanan apalagi kematian.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.



Tuesday, 14 August 2012

BAK TANAMAN




Bak Tanaman
(Baca Kejadian 1:9-13)



Pernakah Anda memperhatikan bagaimana tanaman bertumbuh? Ya, tanaman apa saja.  Sewaktu di sekolah, saya pernah diminta meneliti sebuah biji yang ditanamkan di kapas basah.  Setiap hari memberikan air untuk membasahi kapas dan sambil memperhatikan biji tersebut.  Hari pertama tidak terjadi apa-apa.  Kemudian beberapa hari kemudian mulailah tampak tumbuh tunas baru, hingga terus bertumbuh menjadi tanaman.  Proses ini rupanya tidak langsung jadi, melainkan ada tahapan dan prasarana yang disiapkan.
Bila kita mencermati cara Allah menciptakan pada hari yang ketiga, sebenarnya cara manusia mencangkok, menanam dan mengembangkan tanaman adalah mengikuti proses Allah yang sudah digariskan dalam sistem kehidupan di alam semesta.
Bukankah dari sini kita dapat melihat cara kerja Allah yang terstruktur dan berproses?  Allah tidak menciptakan dunia ini secara cepat dan sekaligus.  Allah mempersiapkan waktu, ruang, terang, air dan barulah tanaman.  Bila terbalik, bisa jadi dunia ini kacau dan tanaman tidak dapat tumbuh.  
Menarik sekali dengan apa yang dituliskan dalam setiap akhir dari hari penciptaan.  Di sana tertulis, malam berlalu dan pagi datang.  Ini membuktikan bahwa Allah menciptakan dengan proses di dalam kesempurnaannya.  Allah tidak terburu-buru melainkan menikmati ciptaan-Nya.  Allah membuat setiap ciptaan-Nya baik dan senang dengan keberadaan ciptaan-Nya.
Jaman ini kita didera oleh gaya hidup instant.  Banyak orang berjalan secara terburu-buru.  Lebih menyukai makanan cepat saji, sebagian orang memilih musik yang hingar bingar dan cepat.  Semua aktivitas perbankan, belanja di pasar, transaksi bisnis hingga pelayanan sebisa mungkin dibuat cepat berjalan dan selesai dengan baik.  Orang melakukan banyak hal sekaligus dalam sehari bila perlu puluhan pekerjaan diselesaikan dalam sehari.  Sibuk, sibuk, dan sibuk adalah puncak dari produktifitas. 
Apakah hidup kita didorong oleh banyaknya aktivitas?  Apakah produktivitas adalah makna dasar penciptaan?  Apakah yang menjadi pola kerja Allah?  Bila kita kaji cara kerja Allah dalam penciptaan, rupanya setiap kita harus berhenti sejenak dan mengevaluasi gaya kerja dan aktivitas sehari-hari kita.

Allah tidak pernah terburu-buru bekerja, melainkan menyiapkan perencanaan secara terstruktur dan sambil menikmati proses karya tangan-Nya.  Ini bukan berarti Allah malas, menyukai kelambanan.  Ini juga bukan berarti Allah tidak dapat bekerja cepat dan dahsyat dengan hasil yang gempita.  Karya Allah di dalam penciptaan hingga sekarang tidak didasarkan oleh waktu dan ruang manusia (II Petrus 3:8).  Allah menyukai selangkah demi selangkah di dalam kesempurnaan-Nya.  Itulah yang kita sebut Tuhan bekerja menurut waktu-Nya.
Hari ini bila kita kembali mengevaluasi seluruh kegiatan sepanjang minggu, maka ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:
1.      Apakah saya menjalani gaya hidup yang terburu-buru?
2.      Sudahkan saya menyediakan waktu bersaat teduh dengan Tuhan secara teratur setiap hari dan tidak tergesa-gesa?
3.      Hal-hal apa saja yang ingin sekali kita selesaikan dengan cepat padahal seharusnya kita menunggu dan menikmati proses Allah?  Bisa jadi itu adalah jodoh yang belum datang, tender pekerjaan yang belum diputuskan oleh pihak yang berwenang, kesehatan yang belum pulih, keinginan dan perencanaan ke depan ataupun hal lain?

Tuhan mengasihi kita bukan karena apa yang kita lakukan, melainkan keberadaan diri kita yang indah sebagai ciptaan.  Tuhan bekerja dalam waktu-Nya.  Oleh sebab itu kitapun tetap harus berkarya di dalam Tuhan.  Bukan di dalam gaya hidup ketergesaan, tetapi berjalan bersama Allah dalam proses.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 


Monday, 6 August 2012

UNDERWATER WORLD


Under-water World
(Baca: Kejadian 1:6-7)


Allah beserta kita!
Pernakah Anda pergi ke tempat yang disebut Under-water World?  Selain di luar negeri, di jakarta & beberapa tempat di Indonesia ada tempat yang disebut Under-water World.  Tempat ini berusaha menampilkan keajaiban lautan di daratan.  Setiap pengunjung yang datang serasa berada di dalam laut, langsung melihat berbagai macam jenis ikan lewat sebuah kubah yang besar.  Kubah yang besar melindungi kita dan sekaligus menyejukkan kita dengan aliran air dan tarian hewan-hewan laut di dalamnya.  Sungguh mengesankan dan sedap dipandang!
Tahukah Anda bahwa kehidupan kita sebenarnya juga seperti di dalam kubah raksasa bola dunia?  Di bawah daratan memang ada lautan luas mengelilingi daratan dunia ini, di atas daratan atau yang disebut langit sebenarnya adalah kumpulan butiran air yang menguap dari lautan.  Tuhan menciptakan sirkulasi air sedemikian rupa hingga mengelilingi sekitar manusia, berada mengalir melalui dan di dalam manusia. 
Tubuh manusia pun terdiri setidaknya 70% cairan dan sejak dalam kandungan setiap orang sudah dinaungi kubah kandungan ibunya.  Setiap hari setiap orang memerlukan banyak air agar tidak dehidrasi.  Kesejukan di atas pegunungan sebenarnya terkandung banyak butiran air, demikian pula ketika berada di ruangan AC (Air Conditioner) memakai konsep butiran air.
Bila kita merenungkan kembali arti penciptaan di hari ke dua, maka terlihat jelas bahwa kesejukan adalah konsep Allah yang diciptakan dan dihadirkan dalam hidup kita.
Jaman ini banyak orang merasa penat dan lesuh dalam hidupnya.  Di tempat pekerjaan banyak tuntutan dan saingan yang tidak sehat yang pada akhirnya membuat pekerja harus waspada dan berhikmat.  Di sekolah banyak siswa/i dituntut dengan banyak tugas dan pekerjaan rumah hingga stres.  Di rumah banyak keluarga-keluarga yang menyisahkan konflik berkepanjangan antara suami dan istri, orang tua dengan anak, mertua dan menantu hingga merasakan kelelahan, frustasi, jenuh dan bosan berada di dalam rumah, bosan berada di dalam keluarga yang berantakan.
Di saat seperti inilah kehadiran Allah membawa kesejukan bagi setiap pribadi yang haus, lesuh dan penat (Matius 11:28-30).  Bukankah cakrawala dan seisinya yang Tuhan buat di masa penciptaan adalah untuk menyejukkan kita?  Sekeliling kita diapit oleh air!  Di atas langit adalah air, di bawah daratan adalah air, di dalam diri kita adalah air, setiap hari kita minum air, kita menyukai berada di suhu yang sejuk alias banyak butiran airnya.
Apa jadinya bila Tuhan tidak menciptakan hari kedua di mana manusia dinaungi oleh kubah air?  Kemungkinannya adalah panas dari matahari akan menghanguskan kita, kita gampang terkena kanker kulit, semua spesies alam termasuk manusia berkulit kering, pecah-pecah dan peri.  Bila kita tidak dinaungi kubah air, maka udara akan jauh lebih panas, fungsi tubuh manusia rusak dan sulit bergerak secara elastis.
Jaman ini banyak orang suka liburan karena membawa suasana baru, membawa keadaan rileks ditengah ketegangan, membawa kesegaran di tengah kepenatan.  Sebagian orang menyukai ke gunung karena alasan sejuk.  Sebagian orang menyukai berlibur dipantai karena pemandangan air bergelora yang menyejukkan.  Sebagian lagi orang menyukai di rumah karena suasana yang home sweet home, sejuk, nyaman dan berada didalam keluarga terkasih.
Bila Anda dan saya pada saat ini haus secangkir kesejukan, menginginkan kelegaan dan sukacita surgawi, maka mintalah kepada Yesus Kristus sumber kehidupan.  Firman-Nya: "tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:14).
Jangan biarkan kehausan Anda diisi oleh hal-hal semu yang merusakkan jiwa, seperti narkoba, film porno, selingkuh, dsb.  Jangan biarkan kehausan, kepenatan, kelelahan dan tekanan hidup ini membuat kita jauh dari Tuhan.  Sebab semakin jauh, semakin kita merasakan beratnya beban hidup ini.  Semakin dekat dengan Tuhan, semakin kita merasakan kesejukan Allah.
Ketika Anda mengingat kata 'sejuk' ingatlah bahwa konsep dan kualitas sejuk berasal dari Allah dan diciptakan untuk menjaga kita tetap hidup.  Ingin merasakan sejuknya hidup?  Minta dan mulailah dari Yesus Kristus, Air Kehidupan.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Tags