Latest News

Showing posts with label SPECIAL. Show all posts
Showing posts with label SPECIAL. Show all posts

Friday 15 March 2013

POLIGAMI ADA DI ALKITAB?



Poligami Ada di Alkitab?

(Baca: Kejadian 4:17-24)
Beberapa waktu lalu kita mendengar kontroversi sejumlah orang yang berpoligami di Indonesia.  Ada yang merasa tidak apa-apa karena diijinkan oleh agama mereka, ada pula yang tidak setuju karena alasan moral dan hati nurani.  Lihat saja bilangan beberapa orang seperti A.A.Gymn; pemilik rumah makan 'Wong Solo'; ataupun ulama pondok pesantren di Semarang, Pujiono.  Menurut sebagian aliran agama Islam, poligami adalah sah dan diteladankan oleh nabi Muhammad.
Bagaimana dengan kekristenan? Apakah di Alkitab mengijinkan poligami?  Bagaimana dengan Yakub, Daud, Salomo dan beberapa tokoh di Perjanjian Lama khususnya?  Bila kita melihat sejarah kronologis hidup manusia, memang dalam perkembangannya Alkitab mencatat ada sejumlah orang-orang yang berpoligami.  Bahkan poligami juga dilakukan oleh orang-orang yang dipilih dan dipakai Tuhan.  Apakah ini berarti Allah setuju dan mendukung poligami?
Marilah kita melihat sekilas dari perikop kitab Kejadian.  Pada mula penciptaan, manusia dirancang Allah untuk monogami.  Arti kehidupan berkeluarga adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersatu di dalam Tuhan membentuk ikatan rumah tangga.  Allah tidak pernah merancangkan kehidupan manusia dengan mengedepankan nafsu dan seksualitas jasmani belakadalam pernikahan.  Allah menyiapkan manusia untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam misi yang jelas: memelihara kehidupan.
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka tatanan kehidupan manusia menjadi rusak dan perlahan namun pasti adalah kerusakan alam secara menyeluruh.  Manusia bukan saja memakan tumbuhan (herbivora), hewan (carnivora), pemakan segala (omnivore) tetapi saling memakan sesamanya mulai dari bentuk permusuhan, benci hingga membunuh.  Bukti nyata dari ketercemaran dosa adalah Kain membunuh Habel.
Generasi ketujuh di bawah Kain adalah Lamekh yang berpoligami.  Istri Lamekh adalah Ada dan Zila.  Alkitab tidak mencatat reaksi Allah secara khusus di perikop ini, bahkan seolah-olah dari keturunan Ada dan Zila lahirlah sejumlah para ahli yang dipakai Tuhan dalam bidangnya masing-masing.
Rancangan Allah terhadap manusia adalah monogami, tetapi sejak dosa masuk dalam hidup manusia maka terjadilah dalam kehidupan sejumlah orang yang berpoligami.  Melihat dari beberapa bagian dari Keluaran 20:17; Imamat 20:10; Ulangan 5:12; Matius 5:31 tampak bahwa Alkitab tidak mendukung manusia berpoligami.  Alkitab mencatat sejumlah kasus poligami justru untuk menunjukkan bahwa nafsu manusia-lah yang membuatnya tidak tahan untuk monogami.
Secara psikologis orang yang berpoligami tidak mungkin tidak membagi kesetiaan dan cintanya kepada lebih dari satu orang di dalam keluarga.  Mereka yang hidup di duakan, khususnya wanita secara normal tidak bisa menerima begitu saja.  Biasanya akan ada tekanan batin dalam bentuk stres atau yang lebih jauh depresi.  Mana ada wanita yang manu diduakan dalam hidup berumah-tangga?  Normalnya tidak ada, tetapi karena terpaksa ada budaya yang mengijinkan maka biasanya wanita cenderung untuk diam atau ikut saja.
Berdasarkan kajian sederhana di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Alkitab memang mencatat poligami dalam hidup beberapa orang bahkan beberapa pahlawan yang dipakai Allah.  Kendati demikian, tidak ada satu indikasipun bahwa Allah menyetujui pernikahan poligami.  Rancangan Allah adalah monogami (Kejadian 2:24).
Allah tidak menciptakan beberapa pendamping manusia dari beberapa tulang rusuknya.  Firman Tuhan hanya mengatakan Allah mengambil satu tulang rusuk dan dibuatlah pendamping yang sepadan: Hawa.  Bila poligami adalah rancangan dan disetujui Allah, maka kisah penciptaan akan tertulis: Allah mengambil sejumlah tulang rusuk dari Adam.  Kemudian muncul-lah Hawa 1; Hawa 2; dst. sebagai alternatif dan bila perlu semuanya adalah pendamping Adam.  Syukurlah tidak demikian.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup di dalam rancangan dan kehendak-Nya, bukannya semau diri kita.  Hidup Monogami!  
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Monday 17 December 2012

NATAL KELABU DI CONNECTICUT



NATAL KELABU DI NEWTOWN, CONNECTICUT:
Refleksi antara Kekerasan dan Kasih
atas Penembakan di SD Sandy Hook 14 Desember 2012





Siapa yang sangka bahwa puluhan anak-anak tahun ini tidak akan pernah dapat merayakan Natal lagi?  Orang tua mana yang rela menerima kenyataan bahwa hari itu ketika berangkat sekolah adalah pertemuan terakhir yang menyisahkan tubuh tak bernyawa anaknya?  Itulah yang terjadi di Connecticut, sebuah kota di Newtown 14 desember 2012.
Sedih, pilu, sangat menghancurkan hati membayangkan dan mengingat bagaimana tim SWAT (pasukan elit kepolisian) ketika masuk dan mendapati puluhan anak-anak kisaran 6-7 tahun yang tidak bernyawa dan tercabik-cabik oleh pelor dari pistol Adam Lanza (20 tahun) yang akhirnya juga bunuh diri. Menurut kesaksian, awalnya terdengar tembakan bertubi-tubi dan disertai tangisan, histeris dari anak-anak.  Lama-kelamaan suara itu habis-satu persatu.  Sunyi dan mencekam. 
Saat ini walaupun tembakan itu sudah tidak terdengar, tetapi menyisahkan kedukaan yang tidak terkira dan simpati dari seluruh dunia.  Apa yang terjadi?  Mengapa demikian?  Tentu jawabannya sangat beragam, panjang dan versi masing-masing ahli forensik, psikologi maupun hukum menjadi pembicaraan yang senada: Kejahatan ini harus dihentikan!
Menelisik setiap ulasan media massa dari berbagai sudut, mengamati wajah-wajah keluarga yang berduka, rasanya berat menuliskan artikel ini.  Penembakan ini membuat tawa yang dahysat dari Iblis dan sekaligus uraian mata tak terkira dari hati Allah yang perduli pada setiap nyawa.  Setidaknya 27 nyawa anak-anak sekaligus penembaknya binasa karena senjata.

Saya jadi teringat apa yang pernah dikatakan oleh Yesus pada malam sebelum Ia disalibkan, 'Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang' (Matius 26:52).  Sebuah konsekuensi dari senjata adalah kehancuran dan kemusnahan.  
Tuhan Yesus Kristus mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan juga masa yang akan datang.  Ia turut menangis untuk hal yang terjadi hari-hari ini.  Air matanya keluar membasahi pipi-Nya di sepanjang 33 tahunan perjalanan-Nya di bumi.  Pada waktu itu, Ia melihat apa yang akan terjadi dan ia menangis.  Bukan hanya menangisi kehancuran Yerusalem beberapa puluh tahun ke depan (Matius 23:37-39) tetapi ia menangisi hari-hari ini yang menyayat hati para orang tua di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown-Amerika Serikat.
Yesus Kristus rela mati disalib supaya ada harapan bagi dunia yang terjebak oleh kekerasan, kebencian, sakit dan binasa ini.  Yesus menangis dan kemudian Ia merelakan diri-Nya disalib karena dosa manusia, agar ada pertobatan, harapan dan keselamatan hidup yang kekal dan penghiburan bagi yang berduka.  Yesus turut berduka dan menangis dengan peristiwa keji di Newtown, Connecticut Amerika Serikat hari-hari ini.
Peristiwa penembakan di connecticut bukan yang pertama tetapi sudah sekian kali terjadi di Amerika Serikat yang melegalkan penggunaan senjata dengan ijin.  Sepanjang tahun 2007-2012 terdapat ratusan orang meninggal di sekolah dan tempat umum lain karena senjata.  Bahkan ada seseorang mengatakan, senjata itu adalah untuk menghancurkan bukan perlindungan diri.  Apapun dan bagaimanapun senjata akan membawa kematian pada akhirnya.
Untuk keluarga yang berduka, dengan berat hati dan tetesan air mata, penulis turut berdukacita dan berdoa agar Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan di saat-saat yang tidak bisa dimengerti dan diterima ini.  Mungkin bagi sebagian orang tua yang mengantar anak-anaknya sekolah pada hari itu, sedang bertengkar dengan anaknya atau sedang sibuk dan tidak sempat bertemu atau bercakap-cakap.  Namun hari itu tidak bisa kembali dan diputar kembali untuk dihindari.
Apa yang menjadi aplikasi kita bersama?  Selagi kita masih bisa berkumpul dengan keluarga di bulan Natal ini, marilah kita menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya.  Memperhatikan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi, mendidik anak-anak di dalam Tuhan, dan selagi ada kesempatan hidup, berarti hidup bagi Tuhan dengan melayani dan mengerjakan setiap karunia yang Tuhan sudah titipkan bagi kita. 
Marilah kita mendidik diri dan generasi kita dengan hal-hal yang berguna dan membangun, bukan dengan kekerasan dan balas dendam, bukan dengan kebencian dan ketidakperdulian tetapi dengan kasih. Iya, dengan kasih-Nya sang Kasih: Kristus Yesus.  Mohon Tuhan menolong kita.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tuesday 18 September 2012

VEGETARIAN NATUR MAKANAN MANUSIA?






 
Vegetarian Natur Makanan Manusia?
(Baca: Kejadian 1:26-31)

Apakah benar bahwa manusia diciptakan vegetarian?  Apa dan bagaimana maksud dari hidup tidak memakan daging?  Apakah perbedaan antara vegetarian orang Kristen dengan Budha?
Penciptaan Allah terhadap manusia adalah istimewa dan klimaks dari seluruh karya Allah di alam semesta.  Istimewa berarti Allah sangat mengasihi dan menghargai manusia bahkan menciptakannya dengan karakter Ilahi.  Klimaks berarti Allah menempatkan keberadaan manusia dengan segala sarana dan prasarana yang sempurna baik itu ruang, waktu, terang, gelap, tumbuhan hingga segala jenis hewan.
Karya Allah terhadap manusia dipaparkan kitab Kejadian dengan penjelasan yang lebih banyak dan akurat dari pada ciptaan lain.  Allah memulai dengan hakikat manusia yang diciptakan serupa Dia, artinya memiliki akal budi, karakter dan roh yang kekal.  Allah memberikan misi yang jelas untuk manusia kerjakan dengan mengatur isi alam semesta dengan baik dan bertanggung jawab.  Allah bahkan memberitahukan natur jenis kelamin manusia adalah laki-laki dan perempuan, serta makannya berupa biji-bijian dan buah-buahan.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa manusia pertama dirancang Allah dengan baik dan diberikan makanan yang sehat pula.  Allah memberikan makanan manusia berupa sayuran dan buah-buahan.  Inilah makanan sehat vegetarian.
Berbeda halnya kepercayaan Budha yang menekankan vegetarian dalam rangka mencapai nirwana atau keadaan tanpa keinginan/nafsu.  Makanan lain (selain vegetarian) dianggap memiliki nyawa dan adalah keji apabila dimakan oleh kita.    Kekristenan melihat tubuh manusia perlu dirawat dengan baik, sehat dan bertanggung jawab sebab dirinya adalah bait Allah (I Korintus 6:19), yakni sarana kehadiran Allah di dalam diri orang percaya.  Makanan adalah tetap makanan dan bagian dari alam pemberian Tuhan yang dipercayakan untuk dikuasai manusia.
Bila mengacu kepada peristiwa di mana Petrus boleh memakan daging,termasuk hewan-hewan yang di Perjanjian Lama dianggap najis (Kisah Para Rasul 10) adalah halal, maka semakin jelaslah bahwa di hadapan Allah yang penting bukan menjadi vegetarian atau karnivora, sebab semua inti kehidupan bukan soal makanan (I Korintus 10:23).
Kehidupan manusia pada hakikatnya diciptakan dengan sifat dan perilaku yang mencerminkan keberadaan Allah: kudus, baik dan benar.  Keadaan manusia digariskan sebagai laki-laki dan perempuan secara normal, memakan makanan sehat dan bekerja mengelolah hidup ini berdasarkan talentanya secara bertanggung jawab.  Dengan memelihara kehidupanlah manusia menjumpai naturnya secara tepat dan benar.
Jadi perihal apakah manusia memiliki natur vegetarian adalah sebuah kronologis sejarah yang dalam perkembangannya mengalami perubahan dan kebebasan dalam memilih makanan.  Makanan apapun baik asal dimakan di dalam kekudusan dan bukan kerakusan.  Makanan apapun baik asal tidak merusak tubuh tetapi menjaga kesehatan tubuh.  Setiap orang punya selera.  Di dalam Kekristenan selera itu adalah bagian dari kemerdekaan Kristen yang harus dipergunakan dengan bertanggung jawab dan di dalam kebenaran.  Selamat Makan!




Monday 23 July 2012

THE DARK KNIGHT RISES




THE DARK KNIGHT RISES:
REFLEKSI DUKA COLORADO

(Baca: Markus 7:1-23)




Apa yang kelihatan baik di luar belum tentu baik di dalam.  Seperti itulah gambaran dari penembak yang menewaskan 12 orang (bisa jadi lebih banyak lagi korban) dan melukai lebih 50 orang di Colorado, Amerika Serikat 20 July 2012.  Sembari asyik menikmati film perdana Batman, 'THE DARK KNIGHT RISES' yang diputar di Century XVI Aurora; malam itu penonton tidak menyadari bahwa James Eagan Holmes (24 tahun) melemparkan 2 kaleng gas asap hijau dan secara sadis menembaki ratusan penonton.  Semula mereka berpikir bahwa ini bagian dari kejutan perdana untuk hiburan (entertainment); tetapi siapa sangka akan merengut banyak nyawa dari orang tua, anak muda hingga anak kecil berusia 6 tahun.

Peristiwa 7/20 bukan hanya membuat pejabat negara Amerika termasuk Barrack Obama membatalkan kampanye dan menaruh perhatian simpati di Colorado, tetapi juga menjadi perhatian dunia secara luas.  Tragisnya peristiwa ini masih diselubungi banyak misteri dan ketidakpercayaan bahwa hal ini terjadi.  Bagaimana tidak, James Eagan Holmes adalah seorang yang sangat pandai, rajin, dikenal baik, anak orang kaya yang baik-baik.  Bahkan media massa menyoroti diri James tengah menyelesaikan program doktoral di bidang kedokteran.  Apa yang sesungguhnya terjadi??

Tampaknya manusia tidak henti dikejutkan oleh berbagai peristiwa dari hati manusia yang kelihatan 'baik-baik' saja dan menjadi kalap seperti monster pengambil nyawa.  Sungguh apa yang kelihatan baik di luar belum tentu sejatinya baik di dalam.  Inilah yang digambarkan oleh Yesus pada waktu melihat sikap sok baik dari para pemuka agama tetapi busuk di dalamnya.

Orang yang kelihatannya baik, belum tentu baik.   Bisa jadi justru yang paling kelihatan baik adalah yang paling jahat.  Orang yang kelihatan garang dan jahat belum tentu juga pasti jahat.  Ada kalanya justru orang yang kelihatannya tidak ramah di luarnya adalah orang yang halus dan baik di dalamnya.  Yesus menggaris bawahi secara tepat dan tajam, bahwa semua ini berasal dari hati.  Dari hati terpancar kehidupan.  Dari hati terpancar sikap yang najis, kejam, jahat dan pembunuh.  

Serombongan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dari Yerusalem pada waktu itu hendak menuding betapa najis dan kotornya pengikut Yesus.  Mereka tidak becermin diri bahwa hakikat kekudusan bukan rutinitas ritual atau tradisi kaku yang kelihatan saleh.  Mereka lupa bahwa kekudusan tidak dapat ditukar dengan ritual cuci tangan sementara hati sendiri belum bertobat dan najis.  Dikatakan belum bertobat karena mereka tidak percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Dikatakan najis karena dosa dalam hati belum dibereskan sementara menuding-nuding sambil menghakimi bak diri suci.

Mengapa James Holmes yang dalam aksi membunuh memakai peran �Joker� di gedung bioskop itu?  Joker adalah karakter tokoh antagonis yang menjadi musuh bebuyutan pahlawan Batman.  Sebenarnya film The Dark Knight Rises yang berdurasi 2 jam 44 menit ini mengetengahkan krisis pahlawan selama 8 tahun dan muncul-lah Bane musuh Batman yang menelanjangi sisi rawan dan lemah dari hero.  Seolah-olah film ini meneriakkan keadaan jaman bahwa manusia butuh hero (pahlawan) dan manusia tidak bisa cuek atau mendiamkan tragedi kejahatan berlangsung terus.  Masyarakat lelah dan muak dengan banyaknya kejahatan, korupsi, kekerasan, ketidak adilan maupun kecurangan yang kalau boleh disimpulkan efek dosa sungguh memuakkan dan menjijikan.



Mengenang tragedi 'The Dark Knight Rises' di Colorado, bukan saja keluarga korban yang berduka tetapi setiap kita yang bersimpati turut mendoakan penghiburan, pemulihan dari luka yang dalam tersebut.  Setiap orang termasuk pelaku adalah juga korban dari kekerasan yang menyelimuti kekelaman.  Manusia tidak bisa lari dari kenyataan ini.  Manusia harus menghadapi kenyataan ini dari efek dosa yang mendera, mencabik-cabik hati manusia hingga liar dan buas.

Konon dari salah satu korban yang meninggal ada seorang pemuda yang tadinya selamat dari kasus penembakan di Toronto.  Pada peristiwa di Century XVI, Aurora-Colorado ia menghembuskan nyawanya.  Saya teringat dengan peristiwa bom Marriot di Jakarta (tahun 2009).  Seorang pihak keamanan pernah dulunya terkena imbas dari ledakan teroris dan pada peristiwa bom tahun 2003 sekali lagi ia kena dan terluka walau tidak meninggal.   Ada pula seorang warga negara Indonesia yang dulunya terkena imbas dari Tsunami di Aceh (tahun 2004), selamat.  Kemudian ketika ia pindah ke Jepang terkena sekali lagi Tsunami di Jepang tahun 2011, selamat.  Kalau sudah waktunya hidup itu berakhir, tidak seorangpun berkuasa menahannya lebih lama.

Kita yang masih ada saat ini mendapat kesempatan untuk memastikan bahwa dosa di hati dibereskan sebelum mengakar dan menebar teror dalam diri sendiri, keluarga maupun masyarakat (I Yohanes 1:9). Tidak cukup hanya menjadi orang yang baik-baik saja apalagi kelihatan baik dan saleh.  Mari kita memastikan bahwa hati kita dikuduskan dan dibersihkan dari segala dosa yang merintangi.  Pastikan bahwa Anda mendapatkan yang terbaik untuk pemulihan dan hidup yang baru (Roma 10:9-10).     Pastikan bahwa kita menjalani hidup tidak dengan sia-sia di hadapan Pencipta, sebab waktunya akan datang bagi setiap orang untuk mempertanggung jawabkan hidupnya kepada Penciptanya (Efesus 2:10).  



Oh ya, Kisah Batman seri Trilogi sudah berakhir dalam film yang meraup lebih 30,6 juta US $ sekali tampil midnight perdana.  Akhir dari film �The Dark Knight Rises� adalah akhir dari serial film gubahan Christopher Nolan.  Film itu selesai, pemain dan semua yang terlibat dibayar.  Tetapi kejahatan dalam film itu sebenarnya tidak pernah berakhir dan mencengkeram manusia secara sadis setiap harinya.  Adakah jalan keluar?  Adakah pertolongan?  Adakah akhir?  
 Wahyu 1:8 mengatakan, �Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha kuasa.�


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Friday 22 June 2012

TITIK NOL PELAYANAN



TITIK NOL PELAYANAN



(Baca Matius 4:12-25)
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Matius 4:17




Memulai sesuatu yang baru tentu tidak mudah, di sana harus menghadapi kekuatiran akan kegagalan; tantangan; tingkat kesulitan yang berbeda dengan sebelumnya; hingga penyesuaian akan langkah baru itu sendiri.  Memulai sesuatu yang baru bisa banyak bentuknya: entah itu usaha baru; tempat studi baru; pekerjaan baru; pacar baru; baru menikah; hingga pelayanan baru.
Setiap orang ketika memulai langkah yang baru ini; meskipun sudah didoakan, dipikirkan masak-masak, dipersiapkan sedemikian rupa dengan baiknya namun tidak menjamin segala sesuatu lancar dan pasti dengan mudahnya dilalui.  Apa yang kita pikirkan sebagai hal yang baik dan positif bisa jadi dipandang orang lain sebagai hal yang tidak baik dan negatif.
Misalnya, seseorang ketika memulai menjalin relasi dengan pacar baru atau pasangan hidup baru,  bisa jadi yang menjalani sudah memikirkan dan mengambil keputusan sebagai hal yang baik tetapi di mata orang lain dianggap tidak setia; selingkuh; tidak sepatutnya meninggalkan 'yang lama'.  Ada orang yang memulai pacar baru karena dia merasa tidak cocok dengan pacar lama.  Ada orang yang memulai pasangan hidup baru karena yang pasagan hidup sebelumnya sudah dipanggil Tuhan.  Dalam tahapan ini, sebagian orang bisa menerima dan mengerti duduk perkara dengan jelas; namun sebagian lain tidak mengerti konteks keadaan dengan baik dan melihat dari sebelah mata sehingga dianggap negatif perilakunya.
Yesus baru memulai pelayanannya secara resmi ketika ada peristiwa penangkapan Yohanes Pembaptis (Matius 4:12,17).  Sebelumnya adalah masa persiapan.  Bagi orang yang pesimis dan memandang negatif Yesus, maka bisa jadi berpikir bahwa Yesus itu penakut itulah sebabnya begitu mendengar Yohanes Pembaptis ditangkap ia menyingkir di tepian danau perbatasan Zebulon dan Naftali di bilangan Galilea.
Bisa jadi orang yang tidak mengerti dan mempercayai keilahian Yesus akan berpendapat bahwa Yesus terlalu lama mempersiapkan pelayanannya secara resmi.  Kenapa harus umur 30 tahun baru melayani secara resmi?  Kenapa persiapan pelayanan pertama di titik nol harus didahului dengan doa dan puasa hingga 40 hari?  Bukankah sudah banyak orang sakit dan lumpuh dan dirasuk setan yang membutuhkan uluran tangan berkuasa dari Yesus?  Kenapa harus tunggu hingga 'genap'waktunya menurut Yesus?
Memulai sesuatu yang baru tentu akan ada pandangan negatif dan positif.  Apapun, siapapun, dan bagaimanapun waktu ketika dijalaninya, setiap orang boleh berpendapat tetapi hanya orang yang menjalani hidupnya yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan.  Seringkali lebih mudah bagi orang lain yang tidak menjalani 'nasibnya' untuk mengatakan: 'itu salah!', atau 'tindakan itu tidak setia', atau 'kenapa terlalu lama atau terlalu cepat mengambil keputusan ini?'.  Sebagian yang lain akan mengatakan dengan pedas dan menyakitkan.  Inilah yang disebut dengan keadaan Titik Nol. 
Yesus memulai pelayanannya bukan berdasarkan nasihat para tokoh agama Yahudi yang konon banyak pengalaman dan banyak hafal kitab Taurat.  Yesus tidak memulai pelayanan berdasarkan pandangan logis yang bisa diterima oleh alur logika ataupun penerimaan banyak orang.  Yesus memulai Titik Nol atas dasar panggilan hidupnya di dunia ini.  Ia punya misi dan persekutuan dengan Allah yang mewujudkan rencana Tuhan dalam kekekalan.  Yesus tidak memulai Titik Nol berdasarkan gejolak perasaan dan pikiran manusia belaka; tetapi hikmat Allah.
Ketika kita memasuki Titik Nol, bisa jadi keraguan dan kekuatiran mencengkeram dan membunuh pikiran dan langkah kita.  Kita membutuhkan keberanian untuk melangkah.  Bukan jenis keberanian yang nekad-nekadan atau konyol.  Bukan pula jenis keberanian yang asal-asalan dan tanpa hikmat.  Keberanian yang kita butuhkan adalah muncul dari melangkah bersama Tuhan.  Lebih baik salah mengambil keputusan dalam melangkah bersama Tuhan dari pada mengambil keputusan yang 'benar'  tetapi tidak bersama Tuhan.
Ketika saya merintis sebuah langkah baru di dalam pelayanan, ada banyak pertimbangan dan tentu saja pergumulan dalam doa dan meditasi dalam Firman Tuhan.  Ada seorang hamba Tuhan berkata, 'Tuhan akan mempertemukan kamu dengan orang-orang yang baru untuk memperlengkapi jadi saluran berkat.' Perkataan nubuat ini sungguh digenapi lewat pertemuan dengan orang-orang yang saya tidak sangka dan pikirkan sama sekali dan Tuhan mendorong mereka untuk mendukung pelayanan kami.
Hal seperti ini rupanya sudah pernah terjadi di masa lalu dan dialami sendiri oleh Yesus Kristus.  Bapa di sorga mengirim para murid untuk mendukung pelayananNya.  Dituliskan, 'Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea' (Matius 4:18) adalah gambaran bagaimana dalam perjalanan hidup yang untuk Tuhan, Tuhan tidak tinggal diam tetapi mencukupkan.
Hidup untuk Tuhan, khususnya pelayanan tidak pernah dirancang untuk dijalankan sendiri tetapi dijalankan bersama dalam sebuah tim.  Bukan single fighter tetapi team work.  Itulah sebabnya Gereja ada, itulah sebabnya setiap orang memiliki talenta, keadaan dan keunikannya masing-masing. 
Titik Nol dalam Tuhan memang harus dikerjakan dan dipertanggungjawabkan masing-masing secara pribadi di hadapan Tuhan, tetapi jalannya hal yang dimulai dari permulaan tidak pernah dirancangkan oleh seorang diri saja melainkan dalam sebuah kerjasama.  Ketika Tuhan menciptakan alam semesta bersama isinya, Alkitab justru menuliskan ' Baiklah Kita menjadikan' (Kejadian 1:26).  Ini semua bukan menyatakan bahwa Tuhan itu banyak tetapi Esa.  Ini semua bukan menyatakan bahwa Tuhan itu setengah berkuasa, tetapi justru berkuasa yang tidak sewenang-wenang.  Allah Tritunggal yang Esa itu sejak dari semula turut bekerja sama untuk memulai hal baru.  Titik Nol.
Alkitab menyatakan, 'Maka tersiarlah berita tentang Dia.' dan ayat selanjutnya 'Maka orang banyak berbodong-bondong mengikuti Dia..' (Matius 4:24-25).  Menggambarkan sebuah dampak (impact) dari pelayanan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.  Pelayanan yang dikerjakan untuk Tuhan dan melibatkan kuasa Tuhan tidak akan kekurangan penyertaan Tuhan.
Yesus menjadi berkat bagi lebih banyak orang ketika tersiar/terdengar kabar tentang bagaimana pekerjaan Tuhan memberkati; menyembuhkan; memulihkan dan menyegarkan manusia.  Sebuah realitas kesejatian dari pelayanan adalah ketika menjadi berkat dan nama Tuhan dipermuliakan.  Hari ini banyak orang berpikir bahwa pelayanan sejati adalah ketika seseorang menjadi terkenal; populer dan sensasional.  Ini bukan pelayanan sejati.
Harus diakui bahwa Titik Nol Pelayanan bukanlah langkah yang mudah.  Kita bisa belajar dari Tuhan Yesus Kristus ketika memulai langkahNya di dunia ini.  Langkah baru apakah yang akan Anda tempuh?  Apakah itu pekerjaan baru?  Studi baru?  Pasangan hidup? Pelayanan baru?  Ketika Anda berada di Titik Nol, pastikan bahwa Anda menggumulkannya secara serius di hadapan Tuhan.  Libatkan tim untuk langkah yang Anda tempuh atau kembangkan, dan ukur apakah kesejatian langkah yang Anda mulai ini selalu dan selalu memuliakan Tuhan atau hanya memuaskan nafsu dan ambisi manusia belaka?  Kiranya Tuhan menolong setiap kita yang berada di Titik Nol.  Selamat menjalaninya bersama Tuhan Yesus Kristus.  Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tags