Latest News

Showing posts with label Rohani. Show all posts
Showing posts with label Rohani. Show all posts

Tuesday 2 July 2013

KOMUNIKASI DALAM TIM WORK DARI PERSPEKTIF ROHANI




KOMUNIKASI DALAM TIM WORK DARI PERSPEKTIF ROHANI
(Baca: Kejadian 11:1-10)


Pernakah Anda melihat atau mengalami konflik di dalam sebuah kelompok? Konflik kerap kali terjadi di berbagai tataran kelompok yang terdiri dari berbagai macam individu.  Ada kalanya karena hal-hal sepele kedua belah pihak yang bertikai mengambil keputusan untuk berpisah.  Di kelompok rumah tangga, ada banyak kasus di mana suami cerai dengan istri karena konflik pelik yang berkepanjangan.  Di partai politik, konflik antar kubu tokoh tertentu dapat memisahkan diri dan mendirikan partai baru.  Di pelayanan, konflik yang tajam dapat berakhir dengan perpecahan atau perpisahan.  Konflik terjadi di mana-mana dengan alasannya masing-masing.
Alkitab banyak mencatat konflik antar manusia, mulai dari Kain dan Habel, Abraham dan Lot, Yusuf dan saudara-saudaranya, Saul dengan Daud, Rehabeam dan Yerobeam, para nabi dengan para raja Israel, Paulus dengan Barnabas, bahkan Yesus pun konflik dengan para Imam dan ahli Taurat.  Konflik dalam Alkitab adalah hal yang wajar terjadi karena perbedaan dalam diri setiap orang.  Konflik bisa jadi karena Tuhan menghendaki, bisa jadi karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, bisa jadi karena perbedaan visi dalam pelayanan, dsb.  Konflik adalah bagian dari kehidupan manusia termasuk anak-anak Tuhan yang berusaha hidup berkenan kepada-Nya.
Peristiwa di Babel adalah tentang konflik antar manusia karena kegagalan komunikasi.  Kalau di mata pelajaran komunikasi, konflik cenderung dilihat sebagai perlunya skillatau keahlian dalam berkomunikasi yang perlu dikembangkan dan dipelajari, namun sudut pandang Alkitab memperlihatkan lebih luas dari sekedar komunikasi dua pihak.  Konflik di dalam perspektif rohani cenderung mengarah kepada masalah motivasi hati dan campur tangan Tuhan.
Peristiwa di Babel adalah rangkaian dari perjalanan hidup manusia yang tengah berkomunikasi tanpa melibatkan Tuhan dan tidak melihat dengan serius motivasi hati di balik semua tujuan dan rencana pekerjaan mereka.  Manusia di jaman Babel berintensi menyombongkan diri dibalik pembuatan menara Babel (ay.3).  Tujuan mereka membangun menara Babel adalah untuk arogansi manusia bukan kemuliaan Tuhan.  Motivasi mereka membangun menara Babel adalah ambisi bawa mereka sendiri bisa tanpa Tuhan.
Peristiwa di Babel menyertakan pernyataan Allah atas niat manusia dalam membangun menara.  Tuhan melihat manusia yang berpikir bisa berbuat segala sesuatu.  Kejadian 10:6 dalam versi King James tertulis bahwa manusia berpikir rencananya tidak ada yang menghalangi.  Padahal yang empunya sejarah dan masa depan, yang mengatur siklus alam dan bekerja di balik yang tidak kelihatan adalah Tuhan.

Komunikasi dalam Tim Work adalah anugerah Tuhan oleh sebab itu kita perlu melihat motivasi terdalam dari tindakan dan tujuan kita.  Seseorang boleh berencana, tetapi keberhasilan di tangan Tuhan.  Dari perspektif Alkitab inilah kita mengetahui bahwa kalau sebuah tim bisa berkomunikasi dengan baik, maka itu adalah pemberian Tuhan yang patut disyukuri dan digunakan dengan bertanggung jawab. 
Komunikasi dalam Tim Work adalah anugerah Tuhan, oleh sebab itu kita perlu menyamakan langkah sederap dengan kehendak Tuhan.  Kehendak manusia di jaman Babel adalah membangun menara dan bersatu di dalam kota metropolitan yang besar dan padat.  Kehendak Tuhan bagi manusia di waktu itu adalah menyebar dan memenuhi bumi seperti yang diamanahkan Tuhan kepada Adam (Kejadian 1:28).  Apa yang dikerjakan manusia selayaknyalah sesuai dengan tujuan manusia diciptakan oleh Tuhan.  Tuhan menciptakan manusia agar menggenapi rencana Allah bukan hidup semau-maunya dan sembarangan.
Apakah Anda ingin komunikasi dalam Tim Work dipimpin oleh Tuhan?  Apakah Anda ingin dalam Tim Work diberkati dan dibuat Tuhan berhasil?  Bila jawaban ya, maka kita perlu melihat motivasi dan tujuan kita pribadi.  Apakah ada ambisi yang salah dan tidak berkenan di hati Tuhan?  Kita perlu bertanya: Apakah yang menjadi kehendak Tuhan atas apa yang tengah kami kerjakan?  Barulah dari sana kita perlu juga diperlengkapi dengan anugerah umum, yakni belajar keahlian komunikasi yang baik.  Kiranya Tuhan menolong Anda didalam menggenapi tujuan hidup Anda bagi Allah.  Amin.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Monday 8 April 2013

KEBANGUNAN ROHANI




KEBANGUNAN ROHANI


(Baca: Kejadian 4:25-26)
Apa yang timbul dalam pikiran Anda ketika mendengar Kebangunan Rohani?  Sebagian orang mungkin akan berpikir adanya seorang pengkhotbah dan sejumlah orang hadir dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani.  Khotbahnya bagus, banyak orang tertarik dan digerakkan.  Kemudian orang-orang ini datang ke depan mimbar dan menyatakan komitmen baru.
Bila kita melihat kembali arti dari Kebangunan Rohani, maka tidak bisa tidak harus melihat pada Kebangunan Rohani pertama yang terjadi di Kitab Kejadian.  Kebangunan Rohani pertama pasca kejatuhan Adam dan Hawa adalah di jaman Enos.
Pada waktu itu manusia berdosa dan diusir dari Taman Eden.  Kehidupan keturunan Adam bak neraka.  Di sana bisa dibayangkan Adam dan Hawa saling menyalahkan karena hidup mereka yang susah.  Kain membunuh Habel karena iri, kebencian dan dendam yang timbunnya.  Bisa dibayangkan pula keluarga ini saling mencela, meneriaki dan bersikap kasar satu dengan yang lain pada waktu-waktu sulit itu.
Kehidupan keturunan Adam diceritakan kitab Kejadian dengan makin merebaknya kehidupan manusia dan menyebar di berbagai tempat.  Di masa itu pula tercatat manusia mulai berpoligami, meski Allah merancang manusia monogami dalam pernikahan.
Rupanya terdapat Kebangunan Rohani setelah generasi ke tiga manusia, yakni Enos.  Tepatnya Kebangunan Rohani itu terjadi pada waktu Set berumur 105 tahun.  Adam yang berumur 905 tahun masih hidup pada waktu Enos lahir (Kejadian 5:4-6).  Secara runtut kronologis dan penjelasan kitab Kejadian, bisa diprediksi bahwa sudah banyak keturunan Adam pada waktu itu, termasuk juga mungkin yang tidak dicatat oleh Alkitab.
Mengapa disebut sebagai Kebangunan Rohani pada waktu itu?  Setidaknya ada beberapa hal yang dapat ditengarai secara jelas.  Pertama, Alkitab mencatat bahwa pada masa Enos lahir maka di masa itu pula orang-orang mulai menyebut nama TUHAN.  Bukan satu orang saja yang mencari Tuhan, tetapi rupanya banyak orang.  Terjemahan Alkitab bahasa Inggris sehari-hari dan kontemporery menyebut dengan istilah people.  Peoplemengacu kepada orang-orang pada umumnya di dalam suatu populasi.  Dengan demikian terlihat jelas adanya Kebangunan Rohani di masa Enos dengan banyaknya orang yang mulai bertobat dan mencari Tuhan.
Hal kedua yang menjawab mengapa disebut Kebangunan Rohani di masa Enos adalah dari arti nama Enos sendiri.  Akar kata dari nama Enos artinya 'lemah'.  Maksud dari nama ini hendak mengatakan bahwa Enos mengindikasikan keadaan manusia itu rapuh, lemah, bisa mati (mortal).  Nama ini menunjukkan manusia sadar siapa dirinya dan keterbatasannya.  Bila Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena tidak sadar dirinya bukan Allah, maka di jaman Enos, manusia sadar dirinya hanya ciptaan yang ada batasnya.  Hanya ketika seseorang menyadari dirinya terbatas, berdosa dan membutuhkan Tuhan, maka di saat itulah permulaan terjadinya Kebangunan Rohani.
Hari ini banyak gereja berlomba-lomba mengadakan Kebangunan Rohani.  Maksud dan kerinduan ini sangat baik sebab setiap kita bukan saja perlu disegarkan kerohaniannya, tetapi membawa jiwa-jiwa yang terhilang kembali kepada Kristus.
Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam Kebangunan Rohani bukan pada cara tertentu atau gaya kebaktian tertentu. Kebangunan Rohani tidak serta merta berhasil hanya dengan pengkhotbah yang pandai bicara, artis atau penyanyi terkenal yang bersaksi atau terampilnya panitia menghadirkan banyak orang di suatu tempat.
Kebangunan Rohani barulah disebut Kebangunan Rohani bila banyak orang di satu populasi (bukan beberapa orang saja) bahkan satu populasi itu bertobat dari dosanya dan mengikut Yesus Kristus.  Pertobatan ini bukan sekedar angkat tangan di suatu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), melainkan suatu keadaan di mana orang-orang merasa dirinya sangat berdosa, lemah, sedang menuju neraka dan perlu Yesus menyelamatkan.  Mengikut Yesus berarti setelah moment pertobatan, maka banyak orang-orang ini mulai ke gereja, bertumbuh dalam Firman Tuhan, mencari dan bersekutu dengan Tuhan melalui doa dan bersama-sama melayani.  Persis dengan kejadian yang pernah ada di Kisah Para Rasul 2:41-47.
Hari ini banyak orang mengklaim KKR yang diadakan di gerejanya berhasil karena mengundang pembicara besar, ada artis terkenal, penyanyi kelas nasional dan ribuan orang hadir.  Banyak gereja merasa KKR yang diadakannya berhasil karena persembahan yang diterima surplus dari semua biaya yang dikeluarkan. 
Banyak orang hari ini merasa KKR berhasil dengan banyaknya orang yang menangis dan angkat tangan.  Kenyataannya, banyak diantara mereka yang setelah pulang dari momentpenting ini dan kembali kepada kehidupan yang lama.  Sebagian dari mereka memang sudah percaya, mereka sedikit lebih rajin ke gereja, tetapi bila sibuk di kantor atau dagangannya maka hilang dari peredaran di gereja.  Tidak hadir ke gereja, tidak melayani, tidak berdoa, apalagi membaca Alkitab.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, marilah kita minta Tuhan dan menyiapkannya dengan sungguh-sungguh.  Mungkin butuh proses yang lama dan harus dimulai dari kita.  Lihatlah Adam harus menunggu 775 tahun baru terjadi Kebangunan Rohani di komunitasnya.  Bila melihat kehidupan Habel dan juga Set dan Enos, setidaknya kita bisa memperkirakan bahwa Adam dan Hawa mati-matian sebagai orang tua mengajar anak-anaknya hidup mengenal dan mengikut Tuhan.
Bila kita merindukan Kebangunan Rohani yang sesungguhnya, maka hal itu bukan dimulai dengan membentuk panitia KKR (Hal ini bukan berarti saya tidak setuju atau menolak KKR).  Kita harus memulai dengan keluarga kita, anak-anak kita harus dididik mengenal dan mencintai Tuhan Yesus Kristus.  Bila orang tua-orang tua Kristen menyediakan waktu khusus untuk mencari dan bersekutu dengan Tuhan, untuk membaca Alkitab bersama, berdoa dan belajar mengandalkan Tuhan dalam keputusan-keputusan mereka, maka Kebangunan Rohani ada di depan mata.  KKR hanyalah pendobrak akhir dan salah satu metode di masa lalu.
Jadi kesimpulannya, Kebangunan Rohani yang sesungguhnya membutuhkan waktu, komitmen yang serius dan terus menerus dari setiap orang Kristen.  Mulailah dari keluarga Anda, anak-anakmu, orang tuamu, istri atau suamimu, adik atau kakakmu, ponakanmu, kakek atau nenekmu.  Mungkin pada saat itu banyak tantangan.  Banyak orang diremehkan, tidak dianggap, perlu menjadi teladan dulu, dsb.  Kendati demikian bukan tidak mustahil bahwa justru Kebangunan Rohani bertahan lama dan mempunyai efek yang dalam karena orang-orang Kristen mempersiapkannya sejak sekarang.  Kiranya Tuhan menolong dan mendengar seru doa kita.  Selamat mempersiapkan Kebangunan Rohani.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Thursday 3 March 2011

AJAIBNYA MATA ROHANI





Ajaibnya Mata Rohani
II Raja-raja 6:16-17
Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.





Pernah seorang hamba Tuhan, Pdt.Eri  menceritakan bagaimana Tuhan menolong keluarganya.  Orang tuanya yang sudah percaya  tidak putus asa   mengabarkan Injil di daerah anti Kristen.  Suatu malam mereka diserbu oleh ratusan orang dengan membawa obor (waktu itu belum ada listrik).  Sambil berteriak: 'bakar gereja ini!' dan melempari banyak batu ke arah rumah, mereka mendekat.
Suasana begitu panik dan mencekam.  Ayah  dari Eri (waktu itu masih kecil) menganjurkan keluarganya lari mengungsi, sementara sang ayah di rumah.   Eri tidak menyetujui dan justru mengajak seisi keluarga berlutut dan berdoa.  Tidak lama kemudian, mereka terheran-heran.  Tidak ada suara sama sekali.
Beberapa waktu kemudian ada seorang bapak-bapak datang minta didoakan agar sembuh.  Selesai didoakan, bapak ini meminta maaf.  Ayah dari Eri heran: 'Kenapa meminta maaf pak?!'  Kemudian diceritakan bahwa bapak ini beberapa waktu yang lalu ikut hendak membakar gereja itu, namun tidak jadi.  Sewaktu mereka berteriak-teriak, tiba-tiba mereka melihat sejumlah tentara disekeliling mereka.  Tentara ini berjumlah sangat banyak dengan senapan laras panjang dan bayonetnya.  Penduduk itu kemudian melarikan diri.
Kesaksian ini mirip sekali dengan kejadian yang dialami oleh Elisa.    Peristiwa ini dimulai dengan kemarahan raja Aram karena Elisa berkali-kali menggagalkan serangan tentara Aram ke Israel.  Setelah diketahui Elisa berada di kota Dotan, raja Aram mengirim sangat amat banyak tentara beserta kereta dan kuda.
Mengetahui jumlah tentara yang sangat banyak di depan rumah, Gehazi jadi ketakutan.  Pada saat itu  Tuhan berkenan membuka mata rohani  Gehazi akan  penyertaan-Nya.  Gehazi melihat sekeliling bukit, mungkin jutaan kuda dan kereta api!  Cerita lebih lengkapnya silahkan baca II Raja-raja 6:1-23.
Peristiwa ini memperlihatkan bagaimana orang yang melihat tetapi buta rohani.  Ada banyak orang Kristen dibuat takut oleh masalah hidup.  Padahal sebenarnya:  sebesar apapun masalah, Tuhan Yesus Kristus  lebih besar!  Elisa melihat dengan mata rohani.  Eri dan keluarganya yang percaya melihat dengan mata rohani. 
Jikalau kita  rindu mata rohani kita dicelikkan, mintalah Tuhan membuka mata rohani kita.  Lihatlah bagaimana Anda sesungguhnya tidak sendiri!  Pastikan Anda berada dipihak Allah, dan Anda akan melihat bala tentara sorgawi Allah.  Yakinlah Tuhan memegang kendali sekalipun dalam situasi yang buruk.    Iman percaya kepada kuasa dan penyertaan Tuhan sungguh ajaib.  Melihat dengan mata rohani memang ajaib!

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Tags