Latest News

Showing posts with label Panggilan. Show all posts
Showing posts with label Panggilan. Show all posts

Monday 9 January 2012

ANTARA PANGGILAN DAN HARGA YANG DIBAYAR

Antara Panggilan dan Harga yang Dibayar
Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. Kejadian 12:7




Menjadi orang Kristen dan menjalani kehendak Tuhan adalah sebuah panggilan ilahi.  Panggilan ini sudah ditetapkan jauh sebelum permulaan jaman.  Panggilan ini sudah dirancang jauh sebelum kita mengerti dan merasakan kasih Kristus yang sangat besar itu. 
Setiap orang yang menyadari panggilan hidupnya, tentu saja menjalani sejumlah konsekuensi yang harus dijalaninya.  Konsekuensi ini bisa berupa meninggalkan ambisi, masa lalu, bahkan pengorbanan diri.  Inilah yang disebut dengan jalan salib.
Yesus mengajarkan arti bayar harga dalam panggilan ilahi yang dijalani oleh setiap orang Kristen (Mat.10:28; 16:24).  Syarat menjalani panggilan hidup yang menyenangkan hati Tuhan adalah kesediaan untuk memprioritaskan Yesus sebagai yang utama dalam hidup ini.  Meneladani Yesus dan pengorbanan diri adalah frasa kunci perikop ini.
Dalam praktek nyata, tidak bisa dipungkiri sulitnya menjalani panggilan Tuhan.  Abraham harus meninggalkan zona nyamannya untuk memenuhi panggilan Tuhan ke Tanah Perjanjian.  Ia berpisah dengan keluarga dekatnya, para tetangga dan masyarakat yang sudah sangat dikenal serta sahabat-sahabat karibnya.
Kalau boleh dibandingkan sederhananya adalah seperti pindah rumah ke luar pulau.  Pertama, perjalanan begitu jauh banyak hal yang harus dipaketkan.  Kedua, mencari tempat yang cocok sesuai selera dan keadaan keuangan untuk tinggal, tidaklah mudah.  Ketiga, beradaptasi dengan lingkungan baru dan segala aktivitasnya tentu bisa menimbulkan stress tersendiri.  Keempat, adalah keberangkatan itu sendiri.  Maksudnya perpisahan dengan sahabat dan keluarga yang tidak ikut adalah hal yang bisa menimbulkan kesedihan.
Saya kerap kali melihat sejumlah orang yang pergi jauh dan berpisah dengan orang-orang yang dikasihinya.  Tidak jarang tetesan air mata dari perpisahan membawa kedukaan yang tidak mudah untuk dilupakan. 
Satu hal terpenting antara menjalani panggilan Tuhan dan membayar  harganya adalah keberhasilan mencapai tujuan yang dirancang Tuhan.  Inilah kenikmatan dari sebuah kehidupan.  Di dalam ketaatan, ada penyertaan Tuhan.  Dibalik setiap kesulitan ada berkat Tuhan menanti bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.
Tidak setiap orang mengerti apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dijalaninya saat ini.  Ada kalanya timbul pertanyaan: 'Apakah ini keputusan yang tepat?' 'Betulkan ini panggilan Tuhan atau jangan-jangan saya ber-ilusi karena emosi sesaat?'
Kemungkinan pada waktu Abraham mau pergi ke Tanah Perjanjian, tetangganya bilang: 'Ngapain jauh-jauh, kalau kamu di sini sudah sukses?'  Sahabatnya akan berkata: 'Jangan pergi sekarang, tunda saja.  Kita tidak ingin kehilanganmu.'
Pada waktu seseorang mengalami keraguan akan panggilan hidupnya, adalah bijaksana bila Ia bersekutu dengan Tuhan.  Menanti Tuhan dan mendapatkan dorongan semangat dari Firman-Nya adalah hal yang indah.  Ketika Roh Kudus bekerja menguatkan panggilan itu, maka hadirat Tuhan dirasakan nyata dalam setiap kelancaran dan kesulitan.
Di mana ada panggilan Tuhan, di situ ada harga yang harus dibayar.  Di mana orang percaya melibatkan Tuhan, di situ penyertaan Tuhan dirasakan.  Menjalani panggilan Tuhan buka sekedar nekat-nekatan.  Menjalani Tuhan bukan berarti mati konyol dan mengorbankan keluarga.  Membayar harga berarti menabur setiap benih ilahi untuk kekekalan.  Membayar harga berarti berjalan dengan iman bersama Bapa.

Pada akhirnya yang tersisa antara panggilan Tuhan dan harga yang harus dibayar adalah ketaatan dan pengharapan.  Ketaatan kepada Kristus menghasilkan efektifitas keberhasilan rencana Ilahi.  Pengharapan memampukan orang yang menjalani panggilan tetap bertahan dan setia pada akhirnya.  Di situlah kelak kesaksian hidup orang-orang yang dipakai dan diberkati Tuhan dinyatakan kepada dunia.  Di situlah kelak Yesus berkata: 'Marilah kepadaKu hai kamu hamba yang setia, masuklah dan turut dalam kebahagiaan Tuanmu!' 

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Saturday 4 December 2010

PANGGILAN TUHAN BERDENGUNG



PANGGILAN TUHAN BERDENGUNG HINGGA SEKARANG'!
Keluaran 3:10-4:17

Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." Keluaran 3:10

Peristiwa panggilan Tuhan kepada Musa selalu menjadi peristiwa yang menarik untuk disimak oleh setiap orang percaya.  Bagaimana tidak; prinsip kebenaran di dalamnya selalu relevan bagi setiap kita.  Tuhan memanggil Musa di semak belukar yang menyala; di saat Musa hanyalah sebagai penggembala domba; di saat kehidupan terasa rutin dan tidak berpengharapan.
Jauh sebelum Musa menjadi penggembala atas kambing domba Yitro; Musa adalah pemuda kaya; berkedudukan dan berpendidikan tinggi.  Seorang yang ahli strategi perang; penyair ulung; dan pemberani.  Ia mempunyai prospek masa depan yang sangat cerah dan menjanjikan.  Semua itu dapat disimpulkan sebagai Kegagahan dan kearoganan Musa pada masa 40 tahun pertama.
Masa 40 tahun berikutnya, Musa berada di padang gurun.  Suatu masa yang seolah tidak berpengharapan; rutinitas dan membosankan.  Suatu tempat yang seolah tidak cocok sama sekali untuk seorang Musa yang besar itu.  Kendati demikian; inilah pembentukan Tuhan bagi hamba-Nya.
Tuhan memanggil Musa bukan di saat ia merasa kuat dan hebat.  Justru di saat Musa menyadari segala keterbatasan diri; di sanalah panggilan Tuhan nyata dan bergaung keras.  Tuhan mau memakai setiap orang percaya bukan karena kehebatan orang tersebut; tetapi karena penyerahan diri dan ketaatan.
Jauh sebelum permulaan jaman; Tuhan sudah punya rencana yang sangat indah bagi setiap orang percaya (2 Tim.1:9).  Rencana ini semata-mata didasarkan oleh kasih karunia-Nya.  Perjalanan hidup Musa dari kemewahan kepada padang gurun bukanlah suatu kebetulan; melainkan karya Tuhan memoles Musa menjadi pemimpin yang dapat memimpin bangsa Israel.
Uniknya; yang ada pada Musa hanya sebuah tongkat dan penyerahan diri yang diikuti dengan ketaatan.  Panggilan Tuhan disertai dengan kuasa dan misi yang jelas pada Musa: membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir.
Panggilan Tuhan berdengung keras hingga saat ini; memanggil setiap orang secara kuat.  Tuhan sedang menantikan orang-orang yang mau menyerahkan hidupnya di dalam ketaatan.  Tuhan sedang menantikan setiap orang percaya mempergunakan talentanya semaksimal mungkin untuk membangun tubuh Kristus (I Kor.12:27-30).
Siapapun orang itu; bagaimanapun masa lalunya; apapun kemampuannya; Tuhan tidak mencari orang yang merasa diri hebat.  Sebaliknyalah; orang yang rendah hati atau lebih tepatnya tahu diri dan mau berserah penuh yang dicari-Nya.
Bagaimana dengan Anda: Maukah Anda merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menyerahkan sepenuhnya seluruh hidup untuk melayani Tuhan?  Apakah talenta Anda?  Sudahkan diserahkan dan dipakai untuk kemuliaan-Nya?  Jangan-jangan, seperti gambar humor di samping ini, Musa pake kemampuannya dari Tuhan tetapi untuk kepentingannya sendiri.  Selamat bergumul menjawab panggilan Tuhan. 

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Tags