Latest News

Showing posts with label Kematian. Show all posts
Showing posts with label Kematian. Show all posts

Monday 3 October 2011

LEBIH BAIK MATI DI TANGAN TUHAN DARI PADA..


LEBIH BAIK MATI DI TANGAN TUHAN
DARI PADA HIDUP DALAM PELUKAN IBLIS

Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."  
I Tawarikh 21:13




Jikalau Anda melakukan kesalahan dan harus menanggung hukuman, manakah yang Anda pilih: 3 tahun hidup kelaparan, 3 bulan dikejar-kejar musuh atau 3 hari mengalami sakit?  Mungkin kita cenderung memilih yang paling cepat dan paling ringan: 3 hari sakit.
Inilah yang terjadi pada bangsa Israel selama 3 hari terkena wabah penyakit sampar.  Peristiwanya dimulai dari penghitungan jumlah Israel.  Sensus penduduk pada dasarnya tidaklah jahat, tetapi dibalik dari niat Daud menghitung jumlah kebesarannyalah yang membuat kekejian di mata Tuhan.
Penulis kitab Tawarikh menyebutkan tindakan Daud diprovokasi oleh Iblis.  Penulis kitab II Samuel menyebutkan tindakan Daud adalah bagian dari ijin Tuhan karena sikap Israel yang keji dihadapan Tuhan.  Entah apa yang terjadi sesungguhnya, namun dari kedua kitab ini dapatlah diketahui bahwa baik bangsa Israel maupun Daud melakukan dosa di hadapan Tuhan.  Ini perihal motivasi dari hati yang di dalam.
Pengakuan dosa oleh Daud (I Taw.21:8), telah membuat Tuhan memberikan pilihan untuk memperoleh hukuman yang setimpal dengan kesalahan dan dosa Daud serta Israel.  Bisa jadi jikalau Daud memungkiri dosanya, Tuhan langsung menghukum dengan keras tanpa adanya pilihan hukuman.
Singkatnya, Daud merasa bertanggung jawab atas bencana penyakit sampar.  Ia bersedia menanggung hukuman atas dosanya.  Ia tidak menyalahkan dan mengambinghitamkan orang lain.  Bahkan Daud memilih lebih baik dihukum, bila perlu mati di tangan Tuhan dari pada hidup dalam pelukan Iblis.
Sekarang ini banyak orang yang mengaku Kristen tetapi sengaja mengeraskan hati atas dosa-dosa yang dilakukannya.  Bukannya mengakui di hadapan Tuhan dan bertobat tetapi merasa diri benar dan jika hidup sulit, menyalahkan Tuhan dan orang-orang gereja.
Marilah kita mengevaluasi hidup kita: Adakah dosa-dosa yang kita perbuat dan belum membereskannya di hadapan Tuhan?  Sudahkan kita mengakui dosa-dosa itu dihadapan Tuhan dan bertobat?  Mungkin dosa itu tidak kelihatan karena orang lain tidak tahu.  Mungkin pula dosa percabulan, gambar porno, hati yang meremehkan dan motivasi yang digerakkan oleh Iblis, dan celakanya jikalau kita justru menurutinya.  Bukankah ini ujungnya menuju maut yang ngeri?!  Lebih baik dipulihkan dan diajar Tuhan dari pada dibuai Iblis.  Lebih baik mati di tangan Tuhan dari pada hidup di dalam pelukan Iblis.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Tuesday 27 September 2011

MEMAHAMI KEHIDUPAN DARI KEMATIAN



Memaknai Kehidupan dari Kematian

sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Roma 15:6
Suatu kali saya hadir dalam acara penamatan siswa-siswi SLTP.  Di sana seorang kepala sekolah hendak memberikan pengumuman mengenai kelulusan siswa-siswi kelas 3.  Sejumlah sekolah lain terpaksa menerima kenyataan: beberapa'bahkan beberapa puluh'siswa/i-nya yang tidak lulus.  Sebelum selesai memberikan pengumuman, bapak kepala sekolah yang sedang berbicara tiba-tiba berhenti.  Jantungnya berhenti.  Ia meninggal.
Peristiwa ini sangat mengejutkan semua orang yang hadir.  Saya pun tidak habis pikir dan shock.  Hanya dalam hitungan detik, suasana di sana sangat ramai, para guru histeris.
Mengamati peristiwa yang tidak diinginkan ini membuat setiap manusia semakin menyadari batas hidup manusia yang tidak tentu.  Seperti jam yang diputar Sang Pencipta.  Berhenti pada waktu-Nya.  Demikian manusia dalam keadaan apapun, bagaimanapun, di manapun dalam keadaan siap atau tidak harus berhenti.
Bagi saya secara pribadi, setidaknya ada dua pelajaran hidup di dalamnya.  Pertama, Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kedukaan selama ada di bumi.  Ke dua, Manusia memiliki waktu terbatas sebelum semuanya kembali dipertanggung jawabkan kepada Pencipta.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma mengingatkan setiap orang percaya mengenai arti hidup, memuliakan Tuhan.  Hidup manusia dirancang dengan tujuan memuliakan Tuhan.  Di sanalah semua batasan kelahiran dan kematian menjadi bermakna hanya jika manusia berusaha menggenapi tujuannya diciptakan oleh Tuhan di dunia ini.
Bagi saya, tiada hal lain yang lebih berarti selain mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya bagi keluarga yang ditinggalkan, mendoakan keluarga agar diberi kekuatan dan penghiburan serta semakin menyadari arti hidup ini.  Memaknai kehidupan dari kematian adalah pelajaran penting bagi setiap manusia.  Hidup memuliakan Tuhan adalah jawaban dari memaknai kehidupan dari kematian.
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp

Tags