Latest News

Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Tuesday 24 June 2014

Keluarga

  
KELUARGA

Didiklah orang mudamenurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Amsal 22:6
Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia.
Amsal 23:24
Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan.
Amsal 24:3
Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka.
Yesaya 54:13
Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Kisah Para Rasul 16:31
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah merea di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
Efesus 6:4
Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Engkau adalah benih yang menentukan panen di sekelilingmu.

Tuesday 12 November 2013

RIBUT RIUH DALAM KELUARGA












RIBUT RIUH DALAM KELUARGA
(Baca: Kejadian 21:8-21)


Ada pepatah mengatakan, 'setiap keluarga ada kesusahannya sendiri'.  Pepatah ini hendak merangkumkan bahwa yang namanya hidup berkeluarga itu tidak ada yang sempurna.  Masing-masing keluarga akan menghadapi kesulitan dan tantangan baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.  Selama keluarga itu hidup di dalam dunia, tantangan dan kesulitan akan datang silih berganti.
Kehidupan keluarga Abraham boleh dikatakan adalah gambaran dari banyak kehidupan keluarga saat ini.  Orang tua kuatir dengan masa depan anaknya; ibu yang hancur hatinya melihat penderitaan anaknya; istri yang tidak suka dimadu apalagi diduakan dengan wanita lain oleh suaminya; remaja yang frustasi melihat keluarganya broken home.  Semua tema di atas adalah rangkaian yang kurang lebih terjadi pada kehidupan keluarga Abraham.
Keluhan dan protes besar muncul dari Sara kepada Abraham sehubungan dengan Hagar dan Ismail.  Ini rupanya harga yang harus dibayar ketika Sara berinisiatif memberikan budaknya (Hagar) kepada Abraham untuk melanjutkan keturunan.  Inilah konsekuensi yang harus ditanggung untuk solusi tanpa melibatkan Tuhan.  Padahal mereka sudah tahu bahwa Allah akan memberikan keturunan lewat Sarah, namun mereka berpikir hal itu mustahil dikerjakan Allah.  Mereka mengambil cara yang lebih masuk akal menurut ukuran manusia dan diakhiri dengan mengambil keputusan yang tidak melibatkan Tuhan.
Sarah yang memulai inisiatif bentuk keluarga poligami, ia pula yang harus membayar ribut riuh dalam keluarga.  Permasalahan terjadi ketika dua wanita dengan posisi istri tidak cocok dalam satu rumah tangga.  Permasalah jadi rumit ketika masing-masing merasa anaknya-lah yang berhak mendapat yang terbaik.  Permasalahan menjadi runyam ketika intensitas keributan mengarah kepada perpecahan dalam rumah tangga. 
Meskipun dalam kenyataan hukum, Sara adalah istri yang sah namun Abraham menyayangi keluarga dan anak-anaknya.  Meskipun Hagar adalah budak, tetapi juga seorang manusia yang punya perasaan dan insting seorang ibu.  Bisa jadi berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun cek cok dalam rumah tangga membuat keadaan sangat tidak nyaman dan tidak damai.
Dalam kondisi keluarga yang broken home, Hagar dan Ismail harus memulai rumah tangga baru di tempat yang berbeda.  Tampaknya kehidupan jadi tidak adil dan berat bagi Hagar.  Ia harus menafkahi hidupnya dan anaknya, Ismail.  Ia harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup dan sekaligus mendidik anaknya supaya menjadi orang yang berhasil.
Apakah Tuhan tidak adil? Apakah Tuhan membiarkan hal yang buruk terjadi dalam keluarga anak-anak Tuhan?  Jawabannya adalah tidak.  Tuhan turut campur tangan dan bekerja melampaui dari apa yang sanggup kita pikirkan dan bayangkan.  Tuhan bekerja menurut cara-Nya bukan cara kita.  Tuhan punya rencana dalam kehidupan masa depan manusia. 
Adalah rencana dan kehendak Tuhan untuk memimpin keluarga Abraham dan Sara dalam berkarya di kehidupan Ishak maupun keturunannya.  Adalah penyertaan Tuhan, menolong Hagar dan Ismail di padang gurun sampai Ismail menjadi bangsa yang besar di tanah Arab.  Tuhan tetap berkarya dalam kehidupan orang percaya bukan karena orang itu hebat dan sempurna, tetapi karena orang itu tetap mau percaya dan hidup di dalam Tuhan bersama dengan keluarganya.
Dilema yang sangat berat bagi Abraham untuk mengusir Ismail dan Hagar.  Dilema yang sangat berat bagi Sara untuk hidup bersama dengan Hagar dan Ismail.  Bencana yang sangat besar bagi Hagar diusir Abraham.  Kesusahan yang sangat pahit dan berat bagi remaja Ismail ketika melihat keluarganya berantakan.  Alkitab Kejadian 21:17 mencatat bahwa remaja yang bernama Ismail ini didengar doanya oleh Tuhan dan mendapatkan pertolongan.

Apa yang dapat kita simpulkan dari peristiwa ini?  Apakah keluarga yang bermasalah ribut riuh pasti Tuhan ubahkan menjadi keluarga yang damai, harmonis dan baik sesuai keinginan kita?  Ternyata tidak.  Tuhan memang berjanji dan terbukti menyertai dan memimpin orang yang mencari dan bersandar kepada-Nya.  Tuhan tidak pernah berjanji apa yang kita mau'meskipun baik'pasti dikabulkan sesuai kemauan dan waktu kita. 
Dibalik setiap permasalahan'bahkan yang paling berat dan buruk sekalipun'yang terjadi, Tuhan tidak tinggal diam.  Ia bekerja menurut rencana dan waktunya yang baik untuk masa depan, untuk kemuliaan-Nya, untuk membentuk dan sekaligus mengasah kita menjadi bejana yang indah.  Pada saat itu terjadi, kita bertanya-tanya, kita tidak bisa mengerti dan menerimanya.  Ini semua terjadi  dan kita tetap dipanggil untuk mempercayai dan mengikut Tuhan.  Sampai waktu dan kehendak Tuhan dinyatakan, di sanalah kita masih tetap dipanggil untuk hidup bagi Tuhan.
Memang benar pepatah yang mengatakan, 'setiap keluarga ada kesusahannya'.  Ribut riuh dalam keluarga adalah bagian dari kenyataan hidup.  Abraham mengalami ribut riuh dalam keluarga.  Hagar dan Sara mengalami ribut riuh dalam keluarga.  Ismail dan Ishak mengalami ribut riuh dalam keluarga.  Mereka adalah pelaku-pelaku sejarah yang ujung-ujungnya menceritakan karya Allah dalam masa hidup mereka, masa depan dan masa kita saat ini. 
Apa yang dapat kita katakan saat ini?  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.  Roma 8:28.  Biarlah ayat ini dapat menjadi kekuatan, pengharapan dan penghiburan bagi kita semua.  Amin.




Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Monday 5 August 2013

CINTA KELUARGA




Cinta Keluarga
(Baca: Kejadian 14:1-16)



Pernakah Anda mendengar semboyan 'Cintailah Keluargamu!' atau pepatah, 'seburuk-buruknya keadaan bagaimanapun juga adalah keluargamu' ?  Ungkapan di atas menunjukkan bahwa keluarga adalah hal yang penting.  Namun hal ini tidaklah mudah ketika anggota keluarga itu merugikan, menyakiti, melukai bahkan mengkhianati diri kita.  Kurang lebih seperti inilah yang dialami Abram dengan Lot yang adalah kerabatnya.
Abram yang lebih tua, lebih senior, lebih mapan, lebih berpengalaman, dan LEBIH, dalam banyak hal pernah berselisih dengan Lot yang adalah anak dari saudaranya.  Lot tentu saja lebih muda, lebih yunior, meskipun tidak kalah kaya tetapi Lot-lah yang mengikut Abram.  Perselisihan dalam keluarga dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan dalam situasi apa saja.  Abram berselisih dengan Lot dikarenakan ada banyak kepentingan dan tumpang tindih dalam teritorial.
Sebenarnya Alkitab hanya mencatat bahwa perselisihan Abram dan Lot lebih dahulu dimulai dari perselisihan antara para gembala mereka.  Bisa jadi karena sumur tempat minum hewan ternak menjadi masalah.  Kambing domba mana yang perlu didahulukan mendapatkan minuman bisa jadi memunculkan pertengkaran.  Masalah bisa terjadi ketika ternak milik orang lain menginjak-injak kesuburan padang rumput.  Besar kemungkinan juga adalah karena banyaknya ternak dan hidup berdampingan, maka ada sejumlah hewan yang berpindah tempat ke ladang orang lain.
Singkat cerita, Abram dan Lot berpisah.  Alkitab tidak banyak menceritakan bagaimana perasaan Abram.  Abram mengalah dari Lot dalam hal keputusan meskipun ia lebih senior.  Abram mengalah untuk tidak memilih tanah yang makmur.  Apakah mungkin ada rasa kecewa dari Abram?  Apakah mungkin ada rasa tidak suka dan marah terhadap Lot?  Bisa jadi.
Apapun perasaan dan pemikiran Abram, ia tetap mengasihi keluarganya Lot.  Ketika ada konflik antar penguasa Kedorlaomer dan sekutu penguasa Sodom, Abram tidak tinggal diam.  Abram dengan segera mengambil langkah strategis demi menyelamatkan keluarga Lot beserta seluruh hartanya.  Abram terbukti sayang dengan Lot sebagai keluarganya (bdk.Kejadian 18:16-33).


Hari ini banyak terjadi konflik diantara sesama orang 'Gereja' .  Permasalahan bukan bagaimana menghindari konflik, tetapi bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik secara benar.  Ironis sekali bila ada keluarga Kristen yang konflik sampai di pengadilan, saling pukul, saling jatuhkan dan melibatkan aparat keamanan.  Konflik menjadi tajam dan besar ketika kedagingan lebih diutamakan dan penyangkalan diri diabaikan.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk cinta keluarga.  Abram mengasihi Lot walaupun sudah merugikan dan bisa jadi mengecewakannya.  Abram bisa tetap mengasihi keluarga dan kerabatnya karena ia hidup di dalam Tuhan.  Ini bukan berarti orang Nasrani suka dianiaya atau harus mematikan perasaannya.  Ini bukan berarti anak-anak Tuhan harus jadi korban dirugikan.  Sikap Abram adalah contoh bagaimana orang percaya bebas memberi respon untuk hidup di dalam Tuhan.  Suatu sikap yang tidak ditentukan oleh keadaan dari luar tetapi dari dalam adalah penting menjadi pembelajaran setiap kita.  Setiap orang bebas memilih reaksi apa yang terjadi atas situasi yang menimpanya.  Ia bisa marah dan kemudian membalas kejahatan atau ia bisa marah tetapi menenangkan diri dan berpikir positif.



Cinta terhadap keluarga adalah ajaran Alkitab.  Cinta terhadap keluarga gampang-gampang sulit.  Dikatakan gampang karena itu adalah keluarga sendiri, orang dekat.  Kalau orang tionghoa bilang, 'ce ci ren'.  Dikatakan susah, karena setiap keluarga berbeda kedekatanan dan perlakukan satu sama lain.  Itulah sebab apabila kita ingin bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun, kita harus belajar kasihNya Tuhan.  Tanpa memahami dan mengalami kasih Tuhan Yesus Kristus, akan menjadi hal yang sukar bahkan mustahil untuk bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun.   Bagaimana keadaan hubungan keluarga Anda? Lancar dan penuh kasih atau jauh dan saling bermusuhan?  Mari kita mohon Tuhan memampukan untuk bisa mengasihi keluarga dan bahkan menjadi kesaksian kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.  Amin.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Tags