Latest News

Showing posts with label Hidup. Show all posts
Showing posts with label Hidup. Show all posts

Tuesday 9 July 2013

MENGGENAPI KEHENDAK TUHAN SEBAGAI GAYA HIDUP





MENGGENAPI KEHENDAK TUHAN SEBAGAI GAYA HIDUP
(Baca: Kejadian 11:10-32)
Sebuah pepatah mengatakan, Satu perbuatan adalah tindakan, berkali-kali tindakan adalah kebiasaan yang akan menjadi perangai/tabiat.  Pepatah ini hendak mengatakan bahwa yang penting dari kehidupan dimulai dari sebuah tindakan dan menjadi gaya hidup yang menyatakan keberadaan orang tersebut.
Peristiwa pasca kekacauan di menara Babel (Kejadian 11:1-10) menempelak umat manusia yang sombong dan berpikir 'saya bisa!' dengan dirinya sendiri.  Kenyataannya, kehendak Tuhan bukan kehendak manusia dan manusia yang berjalan sendiri tanpa Tuhan akan menghadapi kegagalan. 
Silsilah setelah menara Babel menggambarkan rentetan kehidupan manusia dari keturunan Sem hingga Abraham.  Suatu daftar yang dipenuhi dengan nama dan tahun masa hidup.  Menurut perhitungan kasar dari penelitian yang saya baca memperkirakan kehidupan manusia selama sekitar 400 tahun menghasilkan setidaknya lebih dari 18 juta manusia.
Alkitab mencatat Terah mengajak seisi keluarga ke Haran dan Abraham membawa keluarga dari Haran ke Tanah yang dijanjikan Tuhan (Kejadian 12).  Kebiasaan untuk nomaden atau berpindah pindah. Apakah alasan utama pindah? Belum jelas.  Bisa jadi karena masa sulit di tanah yang sulit seperti jamannya Naomi di kitab Rut.  Bisa jadi karena konflik antar keluarga seperti di jamannya Kain dan Habel.  Bisa jadi karena kehendak Tuhan yang memimpin mereka untuk pergi ke tanah yang dijanjikan seperti Abraham.
Bila kita lihat perikop Kejadian 11:10-32 tampaknya hanya sebagai transisi untuk mengantar jejak peristiwa Abraham.  Namun bila dikaji lebih lanjut, terlihat sebuah benang merah adanya rencana Tuhan dalam keselamatan.  Mereka dari generasi ke generasi sedang menggenapi kehendak Tuhan untuk beranak cucu dan memenuhi bumi melalui perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pada bagian ini, menggenapi kehendak Tuhan dalam Kejadian 1:28 menjadi bagian hidup mereka bahkan gaya hidup mereka.  Mereka sadar ataupun tidak sadar, mau ataupun tidak mau, ingin maupun tidak ingin diarahkan oleh Allah lewat tangan-Nya yang kuat menuju suatu masa depan yang apabila ada anak-anak Tuhan mau taat dan mengasihi akan masuk dalam recana Allah yang indah.  Bilangan Abraham, Musa, Daud adalah titik momentum dalam rangkaian sejarah keselamatan pada datangnya Yesus Kristus sang Juruselamat.
Hari ini kehidupan iman percaya kita adalah seperti setetes air dalam rangkaian lautan dinamika kehidupan.  Setiap hal yang kita lakukan menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang.  Setiap tindakan yang kita ambil di dalam Tuhan memberikan pengaruh di masa yang akan datang.  Kebiasaan kita untuk melakukan Firman Tuhan memberikan arti penting bagi kekristenan di sekitar kita bahkan kota ini. 
Sejarah Alkitab tentang hidup Abraham dimulai dari orang-orang di generasi sebelumnya yang biasa melakukan Firman Tuhan (Kejadian 1:28).  Bagaimana bisa muncul kualitas karakter dan kehebatan setara Musa? Abraham dan tokoh-tokoh Alkitab lain?  Ini semua tidak terlepas dari generasi-generasi sebelumnya.  Apakah Anda ingin menghasilkan generasi hebat di masa yang akan datang?  Apakah Anda ingin memberi impact bagi generasi yang akan datang? Bila Anda ingin mengerjakan hidup ini berkenan di hadapan Tuhan, mari kita jadikan melakukan kehendak Tuhan sebagai gaya hidup: di rumah, tempat kerja, tempat studi, di perkumpulan dan di manapun Tuhan tempatkan kita.  Amin.



MAKE IMPACT TO OUR GENERATION, FULFILL GOD'S PLAN FOR YOU.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tuesday 8 January 2013

TIDAK BISA MENIKMATI HIDUP?




Tidak Bisa Menikmati Hidup ?
(Baca: Kejadian 3:8-13)


 Siapa yang tidak ingin menikmati hidup?  Pada umumnya semua orang ingin dapat menikmati hidup.  Kenyataannya, tidak semua orang dan tidak selalu setiap orang bisa menikmati hidup.  Ada orang yang sangat kaya dan mempunyai banyak rumah mewah di Indonesia, Singapore, Australia, Hongkong tetapi jarang ditinggali dan yang menikmati rumah mewah dan segala fasilitas adalah pembantunya.
Ada orang yang sangat sukses di dalam pekerjaannya, penghasilannya begitu besar tetapi menanggung beban pikiran yang sangat berat dan resiko yang besar.  Hari-harinya dihabiskan untuk kerja dan ia melewatkan waktu mendidik anak bertumbuh sehingga anak-anaknya yang sudah besar tidak mengenalnya.
Sebagian orang lain lagi hidupnya biasa-biasa tetapi sulit tidur karena kebencian dan dendam dengan sesamanya.  Sementara orang lain hidup di dalam topeng kemunafikan, ketidakjujuran dan kepalsuan dengan pikiran agar dapat diterima oleh  orang-orang di sekitarnya.
Bila dikaji lebih dalam, ternyata hidup manusia itu rumit dan sangat bervariasi permasalahan maupun berkatnya.  Manusia yang terhempas di dalam kubangan dosa semakin membuat dirinya sulit dan tidak bisa menikmati hidup.  Maksud saya, bukan berarti contoh-contoh kehidupan di atas adalah efek dosa, tetapi bisa jadi karena adanya dosa, maka kehidupan tidak bisa dinikmati dengan sepenuhnya.
Apa yang dialami Adam dan Hawa adalah tragedi kemanusiaan akibat berkubang di dalam dosa.  Pada mulanya Allah merancang manusia dengan gambar serupa Allah, memberikan manusia misi untuk dikerjakan dan menikmati hidup anugerah Allah.  Taman Eden, semua jenis binatang, tumbuhan, air, matahari, dsb adalah bagian dari fasilitas dari Allah untuk dinikmati dan diperlihara dengan penuh tanggung jawab. 
Dalam perkembangannya, manusia diajak dan dipengaruhi sedemikian rupa untuk berbuat dosa, melanggar kehendak Tuhan.  Bukankah ini sering kita dengar di dalam percakapan, 'Yang namanya berdagang, kalau nga bohong, kita bisa untung.'  atau perkataan lain, 'Hidup di dunia ini kalau lurus-lurus ya tidak bisa.'  Ada pula yang memastikan pepatah, 'Kalau mau hidup jujur ya ajur (hancur).'
Kenyataannya, semakin manusia hidup di dalam dosa, semakin hidupnya masuk di dalam kesusahan.  Mungkin seseorang merasa senang dan lebih untung dengan berbuat dosa, tetapi justru ia sedang diperdaya dalam kehidupan yang tidak sejahtera dan sulit.
Pada waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, setidaknya terlihat 4 efek dosa yang membuat mereka tidak bisa menikmati hidup.  Pertama adalah tidak bisa menikmati kesejukan.  Pada umumnya orang menyukai kesejukan dan tidak suka kepanasan maupun kedinginan.  Sejuk berarti segar atau 'fresh', inilah komponen yang membuat manusia lebih hidup.  Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, manusia suka berada di ruangan dengan kelembapan air yang sejuk.  Demikian pula halnya kalau kita memilih buah suka yang segar bukan busuk. 
Pada saat manusia jatuh dalam dosa, ia tidak bisa menikmati kesegaran hidup dari Allah secara penuh.  Dosa begitu mencederai manusia hingga tidak dapat menikmati hidup.  Adam dan Hawa sekalipun berada di alam yang sejuk, tetapi tidak bisa menikmati alam.  Semakin banyak dunia berdosa dan mengeksploitasi bahkan menghancurkan alam, maka suhu udara di dunia akan meningkat lebih panas.  Manusia tidak dapat menikmati kesejukan hati tanpa kekudusan dan persekutuan dengan Tuhan.  Manusia perlu berbaik kembali agar menemukan kesejukan hati walau udara di alam lebih panas dari biasanya.
Kedua, manusia yang jatuh dalam dosa dikuasai oleh rasa takut.  Rasa takut sendiri adalah anugerah Tuhan yang membuat orang mewaspadai bahaya, tetapi takut yang berlebihan membuat manusia jadi paranoid. 
Adam dan Hawa jadi takut bertemu dengan Allah setelah jatuh dalam dosa. Mereka dikendalikan dan diperbudak oleh rasa takut sehingga terus bersembunyi.  Seperti pepatah, 'Anda bisa lari, tetapi tidak bisa sembunyi' adalah efek penghindaran yang dalam hal ini diakibatkan oleh rasa takut.
Dikuasai dan diperbudak rasa takut membuat orang membangun rumah seperti benteng, membuat manusia tidak bisa tidur malam, bahkan menerpa banyak orang dipenuhi rasa curiga dan prasangka buruk.
Ketiga, efek dosa dapat membuat manusia tidak transparan.  Hidup yang sehat memang bukan berarti buka-bukaan tetapi juga bukan berarti memakai topeng.  Hawa dan Adam tidak berani bertemu dengan Allah secara langsung sampai Tuhan mencarinya.  Ketidaktransparanan adalah wujud dari ada sesuatu yang disembunyikan: pelanggaran. 
Orang yang bersalah dan melakukan kecurangan bisa jadi terlihat dari ekspresi nonverbal, ketidaksesuaian perilaku antara satu dengan yang lain bagian tubuh, sering mengedipkan mata atau menatap benda lain yang tidak fokus dan gelisah.
Ketidaktransparanan adalah bentuk dari kebohongan, kecurangan, dan telah melakukan kesalahan yang berusaha ditutupi atau dikubur dalam-dalam.  Orang yang jatuh dalam dosa menjadikan dirinya palsu dan menyangkali hati nuraninya.  Orang yang masih merasa diri bersalah ketika berbuat dosa masih ada harapan.  Sebagian orang sudah terbiasa dengan berdosa dan membenarkan diri maupun mematikan hati nuraninya.  Bila seperti ini keadaannya, maka orang itu menjadi kebal terhadap kebenaran dan tidak mampu melihat yang benar dan yang salah.
Adam dan Hawa malu ketika telanjang, bukan sekedar tidak berpakaian tetapi malu melihat dirinya bersalah dan berdosa.  Inti dari ketidaktransparanan bukan persoalan telanjang tetapi persoalan hati yang tercemar.
Ke empat, efek dari dosa adalah melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.  Adalah muda menyalahkan orang lain ketika kita berbuat kesalahan namun hal ini membuat hubungan kita dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri menjadi lumpuh dan bertambah tidak baik.
Manusia pertama saling menyalahkan kegagalan dan kejatuhan dosa mereka.  Adam menyalahkan Hawa, Hawa menyalahkan ular.  Sikap melempar tanggung jawab dan saling menyalahkan adalah ciri dari manusia yang jatuh dalam dosa.
Efek dosa membuat manusia tidak dapat menikmati hidup sepenuhnya.  Hidup yang dinikmati dengan jerih lelahnya jadi terbatas bahkan terkadang hampa.  Manusia perlu dipulihkan Yesus Kristus dari dosa dan hubungan yang putus dengan Allah.  Bila manusia hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka modal awal untuk diberkati Tuhan sebagai umat yang bertumbuh adalah memungkinkan.
Banyak orang berusaha menikmati hidup dengan mengumbar hawa nafsu, membelanjakan banyak barang kebutuhan dan menghabiskan sejumlah besar uang untuk hiburan, tetapi semua itu bersifat sementara dan tidak menjawab kebutuhan dasar manusia akan Tuhan. 
Manusia dapat menikmati hidup sepenuhnya dari berkat-berkat Tuhan yang berbeda, bervariasi dan sesuai porsinya berdasarkan rasa syukur, rasa cukup (contentment), dan rasa tenang damai sejahtera.
Kiranya Tuhan masih bermurah hati memampukan kita menikmati hidup di dalam Tuhan bukan di luar Tuhan, sebab diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bertumbuh.  Kiranya Tuhan menolong hidup kita.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Monday 2 July 2012

MEMULAI HIDUP DARI AKHIR




 
MEMULAI HIDUP DARI AKHIR
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.Matius 5:3

Apakah yang membuat penasaran ketika membaca sebuah novel seru?  Cerita awalnya atau solusi dari cerita akhirnya?  Banyak orang sanggup membaca novel dengan tebal lebih dari 900 lembar karena dikemas dengan sangat menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu yang mendalam. 
Tidak heran bukan hanya novel, film televisi serial pun seperti: 24 Hours; Desperate House Wife; Sex and The City; The Unit; dsb.  Kerap banyak penonton ingin dan ingin lagi melihat karena ceritanya yang seru (tentu saja sesuai dengan selera masing-masing) dan mereka ingin tahu lebih lanjut.  Memang sich kalau terlalu panjang serial filmnya, orang bisa jadi bosan dan merasa terlalu bertele-tele.  Seperti film televisi Indonesia 'Tutur Tinular' bisa sampai ratusan episode. 
Dalam kehidupan kerap kali manusia juga penasaran dan ingin tahu apa yang akan terjadi pada masa depan termasuk 'nasib' hidupnya.  Banyak orang kerap kali terjebak dalam kepalsuan ramalan yang tidak pasti.  Iseng-iseng melihat ramalan, horoskop, baca tangan Tarot, ramalan bintang kerap kali dilakukan orang yang juga menyebut percaya dan pengikut Yesus juga.  Sungguh sebuah bukti kurang mempercayai Tuhan dan kurang mempercayakan hidup padaNya.  Hanya Tuhan Allah yang sanggup melihat dengan pasti dan bukan tebak-tebakan tentang keseluruhan hidup manusia.
Kehidupan yang dimulai dari ketidapastian dan ketidaktahuan di masa depan sungguh dapat membawa setiap orang pada kekaburan; keputusasaan; dan salah arah alih-alih dari pada yang dirancangkan Pencipta.  Alkitab mengajarkan bagaimana memulai kehidupan justru dari akhir dan bukan dari awal.  Sebuah kehidupan yang diukur bagaimana manusia dapat memilih akhir hidupnya dari keputusan awal, yakni sejak sekarang.


Ucapan khotbah di bukit oleh Yesus dibuka dengan sebuah kata 'Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, krena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.' (Matius 5:3).  Sebuah keadaan di masa kini dan masa yang akan datang (eskatologi) dari orang yang 'miskin'.  Apa maksud ayat ini?  Bukankah orang yang miskin adalah orang yang kekurangan; tidak nyaman; identik dengan penderitaan?
Kata 'Bahagia' dalam bahasa Yunani mengacu kepada keadaan sangat baik; berkecukupan; senang; dan mensyukuri dan puas dengan apa yang ada padanya.  Sementara dalam konteks budaya Yunani, kata ini mengacu kepada keadaan kaya; makmur; berkelimpahan.  Tetapi dalam konteks Alkitab kata 'Bahagia' mengacu kepada suatu keadaan yang tidak ditentukan oleh status; kesehatan; kekayaan ataupun ukuran dunia pada umumnya.  Kata 'Bahagia' dalam hal ini mengacu kepada keselamatan dan suatu keadaan yang nasibnya dijamin oleh Tuhan sendiri.
Kata 'Kerajaan Sorga' di  Alkitab memiliki pengertian yang sangat dalam dan luas dalam rana teologi.  Kendati demikian, 'Kerajaan Sorga' di sini dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana Tuhan menjamin dan bertakhta di dalam diri orang dengan kriteria tersebut.  Suatu kepemilikan yang diperoleh sebagai anugerah Tuhan karena iman dan penerimaanNya kepada Yesus Kristus Juruselamat.

Kata 'miskin' memiliki pengertian sebagai pengemis (menarik dalam bahasa Inggris dituliskan padanan dengan pauper, yakni dalam keadaan sangat miskin).  Kata 'miskin ' dalam pernyataan ini berarti seseorang yang menyadari bahwa dirinya sangat miskin di hadapan Tuhan; seseorang dengan kesadaran bahwa diri orang berdosa dan sepenuhnya tidak layak dihadapan Tuhan.  Keadaan ini kerap terjadi pada tokoh-tokoh Alkitab seperti Petrus yang merasa diri tidak layak dihadapan Tuhan Yesus ketika berada di perahu yang baru saja mendapatkan banyak ikan.  Yesaya adalah contoh lain dari tokoh Alkitab yang merasa diri tidak layak berhadapan dengan Tuhan, dst.
Dengan demikian, siapapun dan apapun keadaan kita saat ini.  Apabila kita ingin berhasil dan mendapatkan yang terbaik dari Tuhan, maka kita dapat memulai dengan kesadaran penuh bahwa diri kita orang berdosa yang tidak layak dihadapan Tuhan dan perlu anugerah keselamatan agar mendapatkan Kerajaan Sorga dari Tuhan Yesus Kristus.
Ajaran humanis menekankan bahwa manusia itu baik pada dasarnya dan punya potensi hebat.  Kita hanya perlu lebih semangat, lebih termotivasi dan terlatih agar jadi manusia yang hebat.  Alkitab justru mengajarkan: kita manusia berdosa yang jauh dari Allah.  Semakin kita merasa diri bisa dan hebat, semakin kita memungkiri bahwa kita adalah orang  'miskin' dan semakin jauh pula dari bahagia yang sesungguhnya.
Marilah kita memulai hidup ini dari akhir, yakni keselamatan kekal yang diberkan lewat Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 3:16).  Kehidupan seperti ini sungguh indah dalam cara pandang dan keberartian jalan yang dilalui setiap harinya.  Jikalau kita hidup di dalam Kristus Yesus dan mengetahui arti akhir hidup ini, maka setiap hari yang kita jalankan; setiap usaha/studi yang kita kerjakan; setiap relasi yang kita bangun; apapun hal tersebut tentunya dikerjakan secara berbeda.  Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk memiliki kebahagiaan sejati dari Allah ini lewat cara pandang 'memulai dari akhir' bersama dengan Tuhan Yesus Kristus sang Alfa dan Omega.  Amin.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Tuesday 6 March 2012

JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU!





JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU!

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.  
 I Korintus 15:33







Hi Kawan, pernah ngak kalian mendengar orang berkata: 'Jaman ini, jaman edan!'  Ya, bagaimana tidak jika kita ngebuka mata melihat dunia sekitar kita.  Saya mendengar mengenai seorang teman yang terjebak di tengah pusaran arus dunia.  Teman ini dulunya anak baik-baik.  Setelah masuk sekolah baru, ia terjebak oleh teman-teman yang rusaaaak  banget.  Mulai dari merokok untuk gagah-gagahan; kompas uang teman kelasnya; pake nge-drugs ampe pergi ke sa ho'
Ada pula yang karena 'teman baik'nya, saya pernah nge-lihat teman pesta ekstasi, bahkan ampe menjadi pengedar.  Ngeriii banget ketika kunjungi dia di rumah sakit, teriak-teriaaak ketagihan dan frustasi.  Pernah juga gue jumpa dengan teman yang tadinya biasa-biasa, entah bagaimana dengan pergaulannya: ia mencuri uang bokapnya untuk traktir teman-temannya makan di kantin.  Kasihaaaaan dech...!  Ternyata tujuannya melakukan semua itu hanya supaya ia mendapat penerimaan dari teman-temannya.  Memang jaman ini jaman edan!
Guys... Kita sebagai anak-anak Tuhan tentunya tidak ingin terjebak dan hancur seperti mereka.  Gue pikir, mereka pun yang terjebak dan hancur berkeping-keping sebenarnya juga kagak ingin begitu, tapi apa daya sudah terjebak dalam pusaran arus jaman edan.
Bagi kita'siapapun dan bagaimanapun keadaannya'masih ada kesempatan untuk menjadikan hidup ini berarti.  Mengapa?  Ingatlah ketika Yesus Kristus mati di atas kayu salib.  Ia menebus semua dosamu dan mampu menjadikan hidupmu baru.  Hidup yang berarti.
Masih ada pengharapan bagi siapapun dalam keadaan paling buruk sekalipun.  Hidup ini bukan sekedar 'makan dan minum setelah itu mati'.  Di balik kematian masih ada kehidupan kekal, bisa surga dan bisa juga ke neraka.  Bokap rohani kita, Paulus mengingatkan kita sebagai orang Kristen untuk tidak menghancurkan hidup kita, apalagi masa depan kita hanya karena ketidak tahuan kita.  Pergaulan buruk merusakkan kebiasaan baik.
Ada banyak teman yang kujumpai'mungkin juga banyak diantaranya teman-teman sekitarmu'yang karena bergaul dengan teman rusak, jadi rusak pula.  Tawaran menjadi ikut arus dunia hebat banget, mulai dari perhatian; penerimaan; merasa diri hebat, kebanggaan semu ampe ancaman dikucilkan.
Pada akhirnya, semua tinggal pilihan kita sejak sekarang koq.  Jika kita ingin mencapai kesenangan dunia sesaat, hidup kita akan diremukan berkeping-keping.  Jika kita memilih pergaulan yang menjunjung tinggi Kristus, hidup ini jadi lebih hidup!!!  Jangan sia-siakan hidupmu yach... sayang, cuman sekali dan harus mempertanggunjawabakan pada Pencipta.  JJJ

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Tags