Latest News

Showing posts with label GAUL. Show all posts
Showing posts with label GAUL. Show all posts

Tuesday 30 April 2013

BILA CARI JODOH TIDAK MELIBATKAN TUHAN...




Bila Cari Jodoh Tidak Melibatkan Tuhan ...


(Baca: Kejadian 6:1-7)

Kalau Anda (yang sedang berpacaran) ditanya: apakah alasan Anda memilihnya sebagai teman hidupmu?  Apakah jawaban Anda?  Banyak orang ketika ditanya apa alasan berpacaran, jawabannya bisa  bermacam-macam: 'Hmm.. dia sangat memperhatikan saya.'; 'saya rasa cocok dengan dia'; 'orangnya cute banget'; 'saya kasihan, soalnya dia sudah menembak berkali-kali'
Mencari dan memilih pasangan hidup adalah fase yang dialami oleh sebagian besar orang di sekitar kita.  Sebagian orang memang masih dicarikan/dijodohkan oleh orang tua atau kerabatnya.  Konon ketertarikan laki-laki dan perempuan mempunyai banyak teori.  Ada teori yang mengatakan mereka tertarik karena diciptakan secara berbeda.  Ada pula teori yang mengatakan laki-laki dan perempuan saling tertarik karena sering berjumpa dan berinteraksi.  Sementara teori lain menjelaskan ketertarikan lawan jenis karena banyaknya kemiripan antara pasangan dengan dirinya sendiri.
Apakah batasan dan kebebasan di dalam memilih pasangan hidup?  Apakah yang sebaiknya perlu menjadi pertimbangan dan mana yang menjadi prioritas dalam memilih pasangan hidup?
Berkaca dari bagian perikop ini, tampaklah dalam perkembangan keturunan manusia terjadi yang namanya pencarian dan pemilihan pasangan hidup.  Alkitab menuliskan anak-anak Allah mencari dan memilih pasangan hidupnya karena cantik.  Pengertian cantik bisa berarti banyak hal: cantik dalam pengertian fisik yang sesuai dengan selera kebanyakan orang; cantik dalam pengertian karakter dan sikap yang baik; cantik dalam hal kepandaian atau kegesitan dalam perilaku; dsb.
Di dalam bahasa Ibrani-Perjanjian Lama, kata 'cantik' memiliki arti baik dalam berbagai macam aspek.  Pengertian baik bisa berarti baik secara moral; baik dalam pengertian sepadan; baik dalam pengertian watak; bisa juga baik dalam pengertian sikap dan perilaku.
Apapun pertimbangannya, tampak jelas bahwa manusia-manusia kepunyaan Allah alias orang-orang percaya memilih pasangan hidup berdasarkan apa yang menurut pertimbangan mereka baik.
Apa yang terjadi kemudian dalam generasi mereka?  Alkitab mencatat pula bahwa dari perkawinan antara orang-orang pilihan Allah dan manusia (yang besar kemungkinan  mengacu kepada orang-orang yang sudah tidak lagi mengikuti Tuhan) memang ada yang menghasilkan sejumlah besar pahlawan.  Kendati demikian, bila dikaji secara luas dalam populasi, Alkitab justru dengan gamblang menjelaskan bahwa banyak diantara mereka yang menjadi rusak, jahat dan membuat alam semakin rusak pula karena dosa.
Pengertian Pahlawan bisa ditafsirkan banyak hal, mulai dari pahlawan berarti orang-orang yang berani; orang-orang yang mengenal dan menjalankan kehendak Tuhan; pahlawan bisa juga punya maksud harafiah orang-orang berbadan besar dan tegap yang telah memenangkan banyak pertempuran berdarah.  Saya pribadi cenderung mengambil pemahaman pahlawan sebagai orang-orang yang takut akan Tuhan dan menjalankan perintah-Nya yang disebut pahlawan.  Mengapa demikian?  Karena dalam rangkaian penulisan kitab Kejadian ini, terkhusus di pasal-pasal sebelumnya tampak bahwa penulis mencatat nama-nama keturunan Adam yang dipilih dan dipakai Allah.  Sebenarnya ada banyak orang lain keturunan Adam yang tidak dicatat, namun hanya sejumlah orang pilihan Allah yang ditulis dan berkaitan dengan nubuatan serta penggenapan di Perjanjian Baru.

Syukur-syukur bila orang-orang percaya mendidik anak mereka di dalam Tuhan dan pasangannya bertobat dan mendukung hidup di dalam Allah.  Tetapi, kenyataan di dalamnya justru lebih banyak generasi yang rusak karena orang tua yang ketika mencari dan memilih jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan.  Bukankah Tuhan yang menciptakan manusia mengenal manusia lebih dari pada siapapun termasuk diri manusia?  Bukankah Tuhan yang menciptkan jodohnya Adam dengan pasangan yang sepadan?  Bila demikian sudah sewajarnya dan sangat logis bila mencari pasangan harus melibatkan Tuhan terlebih dahulu.
Hari ini banyak orang-orang Nasrani mencari jodoh dengan pemikiran perasaannya saja.  Mereka tidak menanyakan dan menggumulkan bersama Tuhan terlebih dahulu sebelum berpacaran.  Hari ini banyak orang-orang Nasrani menikah dengan orang-orang yang tidak seiman dan menghasilkan kehidupan yang biasa-biasa saja, bahkan berantakan.  Orang bisa tenang-tenang dan kelihatan harmonis dalam pernikahan tidak seiman, tetapi bukan berarti berhasil dalam tujuan pernikahan.  Tujuan pernikahan adalah menjalankan dan menggenapkan kehendak Tuhan di dalam hidup rumah tangga mereka dan membawa anak-anak mereka menjadi pahlawan-pahlawan Allah.

Ada sejumlah orang Nasraniyang sudah memutuskan pacaran barulah mencari kehendak Tuhan atas hubungan mereka, apalagi ketika dihadang dengan banyak masalah.  Sebenarnya hal ini agak terlambat bukan salah sama sekali.  Sebaiknya sebelum memutuskan untuk berpacaran di bawa dalam doa, mencari pimpinan Tuhan.  Sewaktu berpacaran terus melibatkan Tuhan sambil menguji kecocokan dan pertumbuhan relasi satu dengan yang lain di dalam kerohanian, karakter, dsb.
Hari ini bila anak-anak Tuhan mencari jodoh tidak di dalam dan melibatkan Tuhan, maka akan menghasilkan generasi yang broken home, anak-anak yang tidak mengenal Tuhan dan hidup di dalam Tuhan.  Meskipun tidak menjamin bahwa orang-orang dari keluarga orang percaya pasti menghasilkan anak-anak di dalam Tuhan, sebab orang tua mereka terlalu sibuk hidup sekuler.  Kenyataan, lebih banyak orang-orang Nasrani yang mencari jodoh di luar Tuhan mengalami banyak kesulitan dari pada orang-orang yang sejak semula melibatkan Tuhan.  Tapi kisah hidupnya tidak berhenti di sana, ada banyak hal dahsyat yang Tuhan kerjakan dalam hidup pasangan yang melibatkan Tuhan.  Survei membuktikan bahwa pasangan yang melibatkan Tuhan dalam kekudusan hubungan mereka, memiliki tingkat kepuasan seksual jauh lebih besar dari pada mereka yang hamil di luar nikah atau sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah.    Moga-moga saja diantara mereka yang sudah berkeluarga, masih ada orang tua yang mendidik anaknya dalam Tuhan dan muncul anak-anak pahlawan Allah. 
Hari ini bila Anda sedang mencari pasangan hidupmu, buka mata buka hati.  Bukan hanya melihat kecantikan/ketampanan dan kecocokan, tetapi yang terlebih penting melihat apa yang Tuhan mau.  Selamat bergumul, saya mendoakan Anda. 

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Friday 15 March 2013

POLIGAMI ADA DI ALKITAB?



Poligami Ada di Alkitab?

(Baca: Kejadian 4:17-24)
Beberapa waktu lalu kita mendengar kontroversi sejumlah orang yang berpoligami di Indonesia.  Ada yang merasa tidak apa-apa karena diijinkan oleh agama mereka, ada pula yang tidak setuju karena alasan moral dan hati nurani.  Lihat saja bilangan beberapa orang seperti A.A.Gymn; pemilik rumah makan 'Wong Solo'; ataupun ulama pondok pesantren di Semarang, Pujiono.  Menurut sebagian aliran agama Islam, poligami adalah sah dan diteladankan oleh nabi Muhammad.
Bagaimana dengan kekristenan? Apakah di Alkitab mengijinkan poligami?  Bagaimana dengan Yakub, Daud, Salomo dan beberapa tokoh di Perjanjian Lama khususnya?  Bila kita melihat sejarah kronologis hidup manusia, memang dalam perkembangannya Alkitab mencatat ada sejumlah orang-orang yang berpoligami.  Bahkan poligami juga dilakukan oleh orang-orang yang dipilih dan dipakai Tuhan.  Apakah ini berarti Allah setuju dan mendukung poligami?
Marilah kita melihat sekilas dari perikop kitab Kejadian.  Pada mula penciptaan, manusia dirancang Allah untuk monogami.  Arti kehidupan berkeluarga adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersatu di dalam Tuhan membentuk ikatan rumah tangga.  Allah tidak pernah merancangkan kehidupan manusia dengan mengedepankan nafsu dan seksualitas jasmani belakadalam pernikahan.  Allah menyiapkan manusia untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam misi yang jelas: memelihara kehidupan.
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka tatanan kehidupan manusia menjadi rusak dan perlahan namun pasti adalah kerusakan alam secara menyeluruh.  Manusia bukan saja memakan tumbuhan (herbivora), hewan (carnivora), pemakan segala (omnivore) tetapi saling memakan sesamanya mulai dari bentuk permusuhan, benci hingga membunuh.  Bukti nyata dari ketercemaran dosa adalah Kain membunuh Habel.
Generasi ketujuh di bawah Kain adalah Lamekh yang berpoligami.  Istri Lamekh adalah Ada dan Zila.  Alkitab tidak mencatat reaksi Allah secara khusus di perikop ini, bahkan seolah-olah dari keturunan Ada dan Zila lahirlah sejumlah para ahli yang dipakai Tuhan dalam bidangnya masing-masing.
Rancangan Allah terhadap manusia adalah monogami, tetapi sejak dosa masuk dalam hidup manusia maka terjadilah dalam kehidupan sejumlah orang yang berpoligami.  Melihat dari beberapa bagian dari Keluaran 20:17; Imamat 20:10; Ulangan 5:12; Matius 5:31 tampak bahwa Alkitab tidak mendukung manusia berpoligami.  Alkitab mencatat sejumlah kasus poligami justru untuk menunjukkan bahwa nafsu manusia-lah yang membuatnya tidak tahan untuk monogami.
Secara psikologis orang yang berpoligami tidak mungkin tidak membagi kesetiaan dan cintanya kepada lebih dari satu orang di dalam keluarga.  Mereka yang hidup di duakan, khususnya wanita secara normal tidak bisa menerima begitu saja.  Biasanya akan ada tekanan batin dalam bentuk stres atau yang lebih jauh depresi.  Mana ada wanita yang manu diduakan dalam hidup berumah-tangga?  Normalnya tidak ada, tetapi karena terpaksa ada budaya yang mengijinkan maka biasanya wanita cenderung untuk diam atau ikut saja.
Berdasarkan kajian sederhana di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Alkitab memang mencatat poligami dalam hidup beberapa orang bahkan beberapa pahlawan yang dipakai Allah.  Kendati demikian, tidak ada satu indikasipun bahwa Allah menyetujui pernikahan poligami.  Rancangan Allah adalah monogami (Kejadian 2:24).
Allah tidak menciptakan beberapa pendamping manusia dari beberapa tulang rusuknya.  Firman Tuhan hanya mengatakan Allah mengambil satu tulang rusuk dan dibuatlah pendamping yang sepadan: Hawa.  Bila poligami adalah rancangan dan disetujui Allah, maka kisah penciptaan akan tertulis: Allah mengambil sejumlah tulang rusuk dari Adam.  Kemudian muncul-lah Hawa 1; Hawa 2; dst. sebagai alternatif dan bila perlu semuanya adalah pendamping Adam.  Syukurlah tidak demikian.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup di dalam rancangan dan kehendak-Nya, bukannya semau diri kita.  Hidup Monogami!  
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Sunday 24 February 2013

KARIER SEPERTI APA YANG TUHAN MAU?









Karier Seperti Apa yang Tuhan Mau?
 
(Baca: Kejadian 4:1-7 )

Saya menjumpai banyak anak muda yang bingung dengan jurusan yang hendak diambilnya.  Beberapa diantara mereka belum mengetahui karier hidup seperti apa yang menjadi panggilan hidupnya.  Beberapa orang lain masih memikirkan jurusan apa yang cocok dan tepat buat studi di jenjang kuliah mereka.  Sementara yang lain bahkan tidak tahu setelah sekolah mau ke mana dan akan berbuat apa, bahkan bakat dan keinginan hidupnya pun hampir-hampir tidak ada.
Sebenarnya apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita?  Jurusan karier apa yang Tuhan mau dari manusia ini?  Bagaimana menjalani panggilan hidup dalam berkarier?  Inilah sebagian pertanyaan yang tidak pernah usang oleh generasi muda yang mulai bertumbuh dewasa.
Belajar dari kehidupan Kain dan Habel, tentulah kita mengetahui bahwa Adam rupanya belajar banyak hal sejak dikeluarkan dari Taman Eden.  Adam belajar bertani, bercocok tanam, mengembalakan ternak dan bisa jadi keterampilan hidup (life survive)  lain yang terjadi ratusan tahun demi ratusan tahun.  Secara logis, tentunya Adam mengajarkan keterampilan hidup ini kepada anak-anaknya.
Menarik apa yang dicatat Alkitab sehubungan dengan karier yang digeluti oleh Kain dan Habel adalah berbeda satu dengan yang lain.  Kain menggeluti karier sebagai pengusaha perkebunan sementara Habel menggeluti karier sebagai pengusaha ternak.  Kedua anak Adam telah menjalankan spesifikasi masing-masing berdasarkan keinginan dan keputusan pribadi, dan bisa jadi juga spesfikasi mereka berdasarkan konsultasi dengan ayahnya.
Bila melihat rentetan kehidupan manusia ke depan, maka banyak dijumpai bahwa semakin banyak karunia lain yang Tuhan berikan dan perlengkapi untuk karier hidup manusia (Kejadian 4:20-21; I Korintus 12:1-11; Efesus 4:1-16).  Semua usaha dan karier hidup manusia bukan semata-mata membangun dan mengembangkan diri, tetapi untuk kemuliaan Tuhan.  Untuk kehidupan yang dirancang dan dipersiapkan oleh Allah-lah, manusia mengerjakan segala bentuk kariernya (Efesus 2:10).
Dalam perkembangannya, Kain dan Habel sama-sama mengetahui bahwa karena hidup ini berasal dari dan untuk Tuhan, maka sudah sepantasnyalah mereka memberikan persembahan kepada-Nya.  Rupanya Tuhan hanya menerima persembahan Habel sementara persembahan Kain tidak diterima-Nya.  Alkitab tidak menyebut secara jelas dan rinci alasan persembahan Kain tidak diterima oleh Allah.  Ada kemungkinan Kain tidak memberikan persembahan yang terbaik.  Bisa jadi Kain memberikan dengan hati yang tidak tulus dan rela kepada Tuhan.  Apapun bentuk perbuatannya, motivasi Kain adalah salah dalam memberikan persembahan.
Berdasarkan pengalaman Kain dan Habel di atas, setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan sehubungan dengan karier hidup manusia:  Pertama, spesifikasi adalah karier yang dicontohkan Alkitab sejak generasi pertama kehidupan.  Di masa lalu di Indonesia ada kecenderungan seseorang bisa mengerjakan semua hal adalah baik.  Tidak ada spesifikasi khusus.  Pelajaran di sekolah dengan kurikulum sebanyak mungkin dan seluas mungkin.  Sehingga banyak orang yang bisa banyak hal tetapi tidak sungguh-sungguh profesional atau terampil dalam bidang tertentu. 
Sementara di negara-negara barat sudah diarahkan sejak muda bahwa masing-masing orang harus mendalami dan mengembangkan bakatnya.  Semakin spesifik semakin baik pula kariernya.  Melalui iklim spesifikasi inilah lalu melahirkan banyak profesional di bidang masing-masing.
Memang tidak dapat dipungkiri, tidak semua keahlian dibutuhkan dan menjadi karier yang menghasilkan banyak uang.  Di negara-negara maju ada banyak bidang yang dibayar tinggi, dihargai dan dibutuhkan.  Sementara itu di negara-negara berkembang seperti Indonesia, sejumlah bidang belum dihargai dan dibayar tinggi meski sangat dibutuhkan.
Permasalahan sekarang adalah apakah hakikat dari karier itu sendiri?  Hakikat dari seseorang berkarier adalah panggilan hidup dari Tuhan untuk dia kerjakan berdasarkan talenta yang telah dibawanya sejak lahir.  Talenta atau bakat ini harus dipelajari, dikembangkan dengan maksimal oleh masing-masing pribadi.  Inilah yang Tuhan mau dari karier kita, spesifikasi.
Kedua, hal berkarier yang Tuhan mau adalah harus dikerjakan dengan motivasi yang tepat.  Banyak orang berkarier di bidang tertentu karena lagi tren dan menghasilkan banyak uang.  Padahal setiap orang diciptakan dengan bakat yang berbeda, unik dan masing-masing ada panggilannya sendiri.
Motivasilah yang menentukan karier seperti apa ditekuni dan dikembangkan.  Motivasi yang membuat hasil karya kita diterima oleh Tuhan.  Semua masalah kesuksesan berakar dari motivasi yang benar dan berujung pada persembahan bagi kemuliaan Tuhan.  
Bakat yang hanya dipendam tidak akan memberkati siapapun.  Bakat yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi apalagi ketamakan diri adalah mencoreng panggilan berkarier yang sesungguhnya.  Karier barulah disebut karier ketika dikerjakan dengan sungguh dan dipersembahkan untuk Tuhan, yang pada akhirnya memberkati sesama pula.

Motivasi Kain salah dan ditolak oleh Tuhan, motivasi Habel benar dan diterima oleh Tuhan.  Masalah utama buka pada tanaman atau hewan ternak tetapi dari hati yang memberi persembahan.  Baik Kain maupun Habel punya panggilan spesifikasi masing-masing, tetapi mereka harus memiliki motivasi yang sama: yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan.
Masalah berkarier tidaklah selalu semudah membalik tangan.  Mencari dan menemukan bakat yang diberikan Tuhan membutuhkan proses.  Seseorang perlu mencoba berbagai bidang, mengevaluasi  hidupnya, mengikuti tes karier/bakat, berkonsultasi dengan pakar serta menggumulkannya bersama Tuhan.

Spesifikasi adalah tingkat lanjutan dari pencarian bakat/talenta.  Seseorang mungkin saja menyukai dan berbakat di kedokteran, tetapi bukan berarti berhenti di sana.  Spesifikasi berarti menggumuli dan menindaklanjuti bakatnya dengan lebih dalam.  Bila di kedokteran, maka spesifikasi bisa di ahli bedah atau psikiatri atau penyakit dalam atau ahli saraf, dsb.
Ketika semua tengah dijalani, janganlah lupa bahwa Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang punya rencana yang terbaik untuk masa depan dan panggilan hidup kita.  Oleh sebab itu, selalu libatkan Tuhan di dalam doa, saat teduh maupun praktik berkarier.  Di dalam setiap usaha yang dilakukan untuk Tuhan, maka Tuhan akan memberkati dan memakai untuk kemuliaan-Nya.  Tuhan memberkati.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Friday 7 December 2012

HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH YANG PACARAN





Hal yang Perlu Diketahui oleh Mereka yang Pacaran
(Baca: Kejadian 2:21-25)


Tahukah Anda apa hal yang paling menarik dari orang yang sedang jatuh cinta?  Masing-masing pasangannya tidak segan untuk berkorban.  Cowok biasanya rela untuk mengantar pacarnya kemanapun, kapanpun dan pada saat apapun.  Mau hujan, panas, capek, macet, yang namanya cinta biasanya sanggup membuat pengorbanan.  Demikian pula dengan cewek yang sedang jatuh cinta tidak segan-segan untuk memperhatikan, melayani dan melakukan apa yang terbaik untuk cowoknya.
Biasanya orang yang jatuh cinta secara dewasa maka akan tampak perubahan-perubahan yang baik.  Pasangan yang sedang berpacaran menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, tepat waktu, rela berkorban, dan semakin dekat dengan Tuhan. 
Sementara pacaran yang kekanak-kanakan biasanya diwarnai dengan banyak sikap kemalasan, suka bertengkar karena mudah cemburu, kurang atau bahkan tidak bertanggung jawab dengan hidup, pekerjaan rumah, tugas di sekolah dan tidak jarang tugas pelayanan di Gereja.
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang diciptakan Allah dengan tujuan menjadi pendamping yang sepadan.  Arti sepadan adalah cocok, kompak, saling membangun dan bertumbuh di dalam Tuhan.  Mengapa demikian? Sebab rancangan Allah terhadap manusia adalah menjalankan misi dari Allah untuk dikerjakan dan digenapi.
Ketika Allah menciptkan Hawa, Ia mengambil dari salah satu tulang rusuk Adam dan ditutup kembali.  Hal ini menyiratkan bahwa manusia memang tidak akan pernah tahu persis 100% siapa jodohnya karena Tuhan menutup kembali dengan sangat rapi.  Karena hanya Tuhan yang mengetahui dengan sempurna siapa jodohnya siapa, maka perlulah setiap orang yang akan dan sedang berpacaran terus mencari dan terbuka terhadap kehendak Tuhan.
Pada saat Adam menemukan Hawa, ia sangat senang dan merasa inilah jodoh dari Tuhan.  Memang pada awal sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia lebih peka dan mengerti kehendak Tuhan termasuk jodohnya.  Bisa dibayangkan bila Adam jatuh dalam dosa, maka ia akan mengatakan 'inilah monyet pasanganku!'  Dan terjadilah banyak penyimpangan seperti di jaman Sodom maupun hingga sekarang di sebagian orang yang abnormal.
Oh ya, ada dua hal penting yang dapat kita lihat dari pasangan hidup pertama manusia: pertama adalah kemandirian.  Adam dan Hawa membentuk satu unit keluarga baru.  Mereka meninggalkan orang tuanya bukan berarti memusuhi atau putus hubungan, melainkan mengacu pada prinsip kemandirian.  Meninggalkan orang tua bukan berarti tidak perduli atau tidak memperhatikannya, melainkan keputusan dan langkah hidup ditentukan oleh pasangan suami istri.  Jadi, yang sedang berpacaran jangan lupa mengembangkan sikap hidup yang mandiri.  Jangan sedikit-sedikit bergantung dan menyusahkan pasanganmu.  Manja boleh, tetapi jangan kekanak-kanakan.  Saling memperhatikan baik, tetapi lebih baik lagi mengembangkan sikap kerjasama dan kekompakkan.  Ini dipakai seumur hidup lho...!
Hal kedua yang perlu diketahui khususnya bagi mereka yang sedang pacaran adalah: prinsip transparan.  Adam dan Hawa pada saat penciptaan dan mereka hidup sebagai suami istri dalam keadaan telanjang.  Ini bukan sekedar masalah tidak berpakaian, tetapi mereka tidak malu.  Ketransparan adalah masalah kejujuran, apa adanya yang tepat. 
Banyak orang punya kebiasaan buruk marah dengan melempar piring atau ngebut bila marah.  Tidaklah pantas kemudian bilang, �Ya, ini diriku apa adanya!�  Ini adalah tabiat yang bisa diubah.  Yang dimaksudkan dengan transparan adalah juga pakai hikmat waktu bicara.  Transparan tidak identik dengan mengatakan semua yang ada di dalam pikiran kita tanpa mempertimbangkan efek dari perasaan pasangan.  Transparan berarti juga kejujuran.
Keterbukaan yang saling membangun dan berkomunikasi adalah inti dari sikap ketransparanan.  Adalah penting bagi mereka yang sedang berpacaran untuk melatih komunikasi, saling mengingatkan, membangun dan berdiskusi tentang banyak hal di dalam karakter, waktu, uang, prioritas, dsb.  Sebab yang kelak banyak dipakai di dalam kehidupan bersama bukan aktivitas  jalan-jalan ke mal atau makan bakso bersama atau nonton film bersama, melainkan KOMUNIKASI, PERSAHABATANNYA.  Banyak kegiatan, banyak berpergian, banyak aktivitas ramai-ramai terbatas gunannya, sementara melatih diri transparan adalah bentuk kejujuran melihat diri dan pasangan di dalam pimpinan Tuhan.  

Sebagai penutup renungan ini adalah Jangan lupa bahwa tujuan manusia diciptakan, tujuan pasangan hidup dihadirkan Allah, tujuan manusia berkarya adalah semuanya untuk kemuliaan Tuhan.  Semakin kita menjadi serupa dengan gambar Allah, semakin bertumbuh dan membangun kerohanian bersama pasangan itu.  Semakin indah hubungan pasangan dalam suka dan duka, semakin menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar mereka.  Kiranya Tuhan menolong Anda yang sedang berpacaran mengerti kehendak Tuhan.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp  

Tags