Latest News

Showing posts with label Cinta. Show all posts
Showing posts with label Cinta. Show all posts

Monday 10 February 2014

CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA PART II





CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA
(Baca: Kejadian 24:1-67)


Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya. Kejadian 24:64



PART II


Hari ini banyak anak muda yang mencari jodoh berdasarkan paras wajahnya saja, 'yang penting dia cantik atau ganteng atau baik.'  Sebagian orang memilih berdasarkan perasaan saja, yang lain berdasarkan pertimbangan logika saja, sementara ada banyak pula yang hanya berdasarkan rasa cocok saja tanpa memperhitungkan hal utama: seiman atau tidak seiman.
Apakah Ribka dan Ishak adalah pasangan yang sempurna?  Jawabannya adalah Tidak.  Apakah dia adalah pasangan yang dikehendaki Tuhan dan jodoh dari Tuhan? Jawabannya adalah Ya.  Kenapa?  Bila kaji lebih dalam tentang kehidupan Ribka misalnya, akan ditemukan banyak hal yang kurang baik dari keluarga besarnya. 
Sejak ayahnya meninggal, peran ayah dalam hidup Ribka adalah Laban.  Laban adalah orang yang suka uang alias mata duitan.  Laban akan menghargai dan menyambut orang maupun teman kalau punya sesuatu harta benda.  Motto hidupnya adalah: apa untung dan rugi?  Saudara-saudara Ribka dan ibunya tentu saja sedikit banyak terpengaruh hal ini. 
Laban, ibunya dan saudara-saudaranya sepakat melepaskan Ribka dibawa kepada Ishak kemarinnya (ayat 54-55), esok paginya mereka menahan Ribka dari manager Abraham.  Sikap ini adalah sikap yang tidak konsisten dan terlalu buru-buru mengambil keputusan karena melihat harta dan pemberian-pemberian hadiah.  Sederhanya, mereka dari keluarga yang tidak berintegritas, impulsif, dan gila harta.
Apakah Ribka adalah keluarga yang ideal? Tentu saja tidak.  Namun, Abraham jauh hari sebelumnya sudah mendoakan campur tangan dan hikmat Tuhan.  Tangan kanan Abraham pun juga tidak kalah serius mencari dan memohon hikmat Tuhan.  Manager Abraham bukan saja berdoa tetapi juga pakai segala kekuatan dan kemampuannya dalam observasi (ayat 21).  Ribka adalah jodoh yang dari Tuhan. 
Ishak apakah dari keluarga yang ideal?  Tidak juga!  Alkitab berani berterus terang bahwa Abraham bukan suami yang sempurna.  Abraham menyangkali Sara istrinya karena takut mati (Kejadian 12:10-20).  Bukan hanya satu kali, tetapi dua kali Abraham menyangkal istrinya karena takut mati (Kejadian 20:1-18).  Suami macam apakah Abraham? Suami yang bisa dibanggakan?  Belum lagi dengan istri 3 (Sara, Hagar, Ketura).  Astagaa, bukannya ini poligami?? 
Apakah berarti kedua keluarga Ishak dan Ribka tidak ada kelebihan? Justru banyak.  Mereka adalah orang-orang yang mengasihi keluarga, ada yang takut akan Tuhan, suka menolong dan banyak hal lain yang tercatat di Alkitab.  Mereka adalah keluarga biasa seperti Anda dan saya, hanya saja Alkitab mencatat dengan jelas bahwa mereka memilih jodoh di dalam dan untuk Tuhan.  Kelebihan dan kekurangan dalam keluarga besar adalah satu paket yang harus mereka jalani dan hidupi.
Kendati Ishak dan Ribka bukan dari keluarga sempurna, tetapi mereka adalah jodoh yang dari Tuhan.  Banyak orang berpikir, bahwa jodoh yang dari Tuhan adalah segala sesuatu sempurna padahal tidaklah demikian.  Jodoh yang dari Tuhan adalah orang yang seiman dan sevisi: hidup bagi Tuhan.  Jodoh yang dari Tuhan apabila syarat utama ini sudah digenapi dan selanjutnya dengan sekuat tenaga orang tua atau pemuda/pemudi itu memikirkan, mencari, melihat dan mempertimbangkan dengan sekuat tenaga.
Apakah Anda orang tua yang kuatir dengan jodoh anak-anak Anda?  Apakah Anda adalah pemuda atau pemudi yang merindukan pasangan hidup, belahan jiwa yang tepat?  Ingatlah prinsip penting: di dalam Tuhan!  Pakailah semua hikmat, pertimbangan, pemikiran dan usaha yang benar dan baik di dalam Tuhan.  Terus doakan dan jangan lepas prinsip Alkitab.  Doa saya, Tuhan menolong Anda.  Amin.










Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Tuesday 4 February 2014

CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA PART I







CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA

(Baca: Kejadian 24:1-67)


Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya. Kejadian 24:64


 PART I






'Apakah Anda setujua jatuh cinta pada pandangan pertama'?  Ada orang yang setuju dan mengatkan, 'kenapa tidak?!  Cinta datangnya dari mata turun ke hati'.  Ada pula yang mengatakan,tidak!  Cinta itu adalah proses.'   Manakah yang benar?  Tentu saja setiap orang dapat memiliki pandangan dan perasaanyang berbeda.  Subjektivitas setiap orang tidak dapat menjadi tolok ukur mengenai rasa dan definisi 'cinta'.
Bila kita melihat kisah cinta Ribka dan Ishak, khususnya di ayat 64 ' dilihatnya Ishak..' boleh dikatakan Ribkah mengalami love at first sight.  Kata 'lihat' yang dipakai di dalam bahasa Ibrani ra'ahmengandung pengertian: melihat jauh (vision); berpikir, mempertimbangkan dan menikmati.  Ribka bukan sekedar melihat tetapi ada sesuatu dalam perasaanya, pikiran dan angan-angan atau idealismenya yang terwujud di dalam penglihatan itu.  Bisa jadi Ribkah kagum melihat Ishak yang waktu senja masih giat bekerja dengan berkeliling ladang.  Ada kemungkinan perawakan Ishak sehat dan bagus  di mata Ribka.  Apapun kenyataan fisik objektif antara penglihatan Ribka dengan Ishak, Alkitab mencatat suatu perasaan sukacita yang menimbulkan rasa ingin tahu.
Ketika Ribka mengetahui bahwa yang dilihatnya adalah calon pasangan hidupnya, ia segera menutupi wajahnya dengan syal.  Konon menutup wajah dengan cadar atau kerudung atau jilbab atau parokhet (ibrani) adalah kebiasaan wanita timur tengah dengan budayanya.  Pemakaian cadar itu menunjukkan makna sopan santun, moralitas yang baik, atau juga sebagai sarana menutupi keadaan sesungguhnya.  Ribka mengamati Ishak tetapi tidak meninggalkan sopan santun dan integritasnya sebagai wanita.  Tampaknya perasaan hatinya tidak serta merta membuatnya lupa daratan.
Selanjutnya, Alkitab mencatat bahwa Ishak mencintai Ribka (ayat 67).  Besar kemungkinan bukan sekedar wajahnya yang cantik tetapi juga sikap anggun dan ber-integritasnya sebagai wanita yang ditampilkan secara sederhana oleh Ribka.  Kisah cinta Ishak dan Ribka sebenarnya jauh dimulai dari keinginan, doa dan harapan yang sangat besar dari Abraham untuk memilihkan anaknya memiliki pasangan yang seturut dengan kehendak Tuhan.
Hari ini banyak pemuda pemudi pusing dalam memilih jodoh.  Ada pria yang bergonta-ganti pacar karena bingung memilih yang terbaik.  Ada wanita yang kuatir tidak dapat pasangan karena usianya yang terus bertambah sementara belum ada yang cocok.  Banyak 0rang tua yang campur tangan memilihkan jodoh bagi anaknya, mulai dari sebatas pengarahan dan prinsip sampai memilihkan berapa tingginya, dari keluarga mana, tabiatnya seperti apa, pekerjaannya, pakaiannya, dst.  Dalam kenyataan, mencari jodoh atau mencarikan jodoh gampang-gampang susah.  Di sebut gampang bilang sudah banyak kandidat dan tidak banyak syarat, dan disebut susah karena yang namanya manusia memiliki berbagai macam penilaian, standar dan subjektivitas yang berbeda satu dengan yang lain.
Apakah prinsip dasar dan tips dari kisah Abraham mencarikan jodoh bagi anaknya Ishak?  Apakah tips-tips Alkitab dari kisah cinta Ishak dan Ribka?  Merenungi Kejadian pasal 24 ini setidaknya adalah beberapa hal yang dapat kita perhatikan:
Pertama, Abraham hanya mau calon mantu yang mau mengikut Ishak di Tanah Kanaan (ayat 6).  Ini bukan perihal tanah atau letak geografis tetapi perihal visi hidup dan hidup bagi Tuhan.  Abraham dipanggil untuk menjalani kehendak Tuhan bagi sejarah keselamatan Allah kepada manusia.  Abraham sadar bahwa hidup ini yang sekali harus dikerjakan untuk Tuhan.  Abraham sadar bahwa panggilan Tuhan bukan hanya dibatasi pada dirinya saja tetapi dilanjutkan kepada anaknya Ishak, dan kita tahu itu terus berlanjut dari keturunan kepada keturunan bahwa mereka dipanggil untuk hidup mengerjakan kehendak Tuhan.  Abraham mencarikan calon mantu yang bukan saja di dalam Tuhan tetapi sevisi dengan panggilan Tuhan atas hidup Ishak.
Hari ini banyak orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya hanya berdasarkan perhitungan ekonomi atau pendidikan.  Yang penting calon suami/istrimu itu kaya, berpendidikan tinggi dan terlebih sekolah di luar negri lho!.  Yang penting dia mau sama kamu, orangnya baik dan bertanggung jawab.  Bila kita mau berkaca dari kebenaran Firman Tuhan, Tuhan tidak memberikan syarat detil tentang calon pasangan hidup yang kurus atau gemuk, tinggi atau pendek, kaya atau miskin.  Semua pertimbangan sekunder adalah tanggung jawab kita untuk berhikmat dan memikirkannya.  Alkitab mengajarkan pasangan yang dikehendaki Tuhan adalah seiman (II Korintus 6:14) dan memiliki visi: hidup bagi Tuhan (Kejadian 24:7).


Monday 26 August 2013

APAKAH HATIMU TAKUT DAN GELISAH?












APAKAH HATIMU TAKUT DAN GELISAH?
(Baca: Kejadian 15:1-6)







Bisakah Anda membayangkan bagaimana keadaan seseorang yang takut dan gelisah?  Bisa jadi orang tersebut sulit tidur, tidak konsentrasi, cemas degan bayak pikiran dan perasaannya kalut.  Inilah kurang lebih yang dialami oleh Abram pada waktu itu.  Abram sedang kuatir tetapi bukan soal harta sebab hartanya banyak.  Abram sedang takut tetapi bukan karena musuh sebab ia telah mengalahkan penguasa-penguasa besar.  Abram takut di usianya yang terus bertambah belum memiliki keturunan.  Inilah permasalahannya yang paling berat dan sulit bagi dirinya sendiri.
Setiap orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri, ada yang dirasanya berat tetapi bagi orang lain hal tersebut biasa-biasa saja.  Kendati demikian, permasalahan yang berat kerap membuat kita cemas, kuatir dan takut dengan sesuatu di depan yang tidak diinginkan.  Ada orang yang takut  berhadapan dengan ditinggalkan oleh pasangannya, kehilangan pekerjaan, bahkan kematian dari orang yang dekat.  Ketakutan bisa muncul pada siapa saja dan di mana saja tanpa memandang status seseorang.  Perasaan takut yang terus menerus akan diikuti dengan kecemasan dan dampak lain yang secara kejiwaan sangat mengganggu orang tersebut.
Pada saat seperti inilah, Firman Tuhan datang memberikan semangat pengharapan: 'Janganlah takut, ' Akulah perisaimu'.  Di masa yang kemudian Daud (Mazmur 55:23) dengan kalimat yang lebih konkrit, 'Taruhlah beban kekuatiranmu di tangan Tuhan dan biarlah Ia memelihara hidupmu!  Orang benar bisa goyah, tetapi tidak dibiarkan Tuhan terus menerus dalam keadaan demikian.'  Dengan kata lain, ketika Tuhan menjadi perisai, pelindung, naungan, maka kita akan mendapat kekuatan ganti ketakutan.


Alkitab mengajarkan bahwa tidak selalu apa yang kita minta pasti dikabulkan sesuai dengan keinginan kita, tetapi Tuhan berjanji akan memberikan yang terbaik apabila kita hidup di dalam rencana-Nya.  Rencana Tuhan bagi sejarah keselamatan manusia lewat Tuhan Yesus Kristus adalah rangkaian dari pekerjaan Allah sejak awal.  Kerinduan Abram dikabulkan bukan semata-mata mengisi pride atau kebanggan hidup.  Tuhan mengabulkan permintaan Abram berkaitan dengan rencana-Nya yang baik bagi Abram, keturunannya dan secara khusus keselamatan umat manusia. 
Janji Tuhan terhadap Abram adalah memberikan keturuan sangat banyak seperti bintang di langit.  Abram mempercayai janji ini dan diperhitungkan TUHAN sebagai kebenaran.  Orang yang benar bukan karena ia sempurna dan tidak ada dosa, tetapi karena ia percaya dan mempercayakan hidup ini berjalan bersama dengan Tuhan. 
Hari ini bila Anda sedang bergumul dengan suatu permasalahan, baik itu ringan, sedang maupun berat, saya mengajak Anda untuk mempercayai TUHAN.  Buka sekedar percaya dalam pikiran, perasaan tetapi dengan segenap hati menaruh beban kekuatiran kita kepada-Nya.  Bila Anda melakukan hal ini dengan sungguh-sungguh, maka Anda akan merasakan beban yang ringan dan damai sejahtera (Matius 11:28-30).  Kiranya Tuhan memberkati Anda.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Monday 5 August 2013

CINTA KELUARGA




Cinta Keluarga
(Baca: Kejadian 14:1-16)



Pernakah Anda mendengar semboyan 'Cintailah Keluargamu!' atau pepatah, 'seburuk-buruknya keadaan bagaimanapun juga adalah keluargamu' ?  Ungkapan di atas menunjukkan bahwa keluarga adalah hal yang penting.  Namun hal ini tidaklah mudah ketika anggota keluarga itu merugikan, menyakiti, melukai bahkan mengkhianati diri kita.  Kurang lebih seperti inilah yang dialami Abram dengan Lot yang adalah kerabatnya.
Abram yang lebih tua, lebih senior, lebih mapan, lebih berpengalaman, dan LEBIH, dalam banyak hal pernah berselisih dengan Lot yang adalah anak dari saudaranya.  Lot tentu saja lebih muda, lebih yunior, meskipun tidak kalah kaya tetapi Lot-lah yang mengikut Abram.  Perselisihan dalam keluarga dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan dalam situasi apa saja.  Abram berselisih dengan Lot dikarenakan ada banyak kepentingan dan tumpang tindih dalam teritorial.
Sebenarnya Alkitab hanya mencatat bahwa perselisihan Abram dan Lot lebih dahulu dimulai dari perselisihan antara para gembala mereka.  Bisa jadi karena sumur tempat minum hewan ternak menjadi masalah.  Kambing domba mana yang perlu didahulukan mendapatkan minuman bisa jadi memunculkan pertengkaran.  Masalah bisa terjadi ketika ternak milik orang lain menginjak-injak kesuburan padang rumput.  Besar kemungkinan juga adalah karena banyaknya ternak dan hidup berdampingan, maka ada sejumlah hewan yang berpindah tempat ke ladang orang lain.
Singkat cerita, Abram dan Lot berpisah.  Alkitab tidak banyak menceritakan bagaimana perasaan Abram.  Abram mengalah dari Lot dalam hal keputusan meskipun ia lebih senior.  Abram mengalah untuk tidak memilih tanah yang makmur.  Apakah mungkin ada rasa kecewa dari Abram?  Apakah mungkin ada rasa tidak suka dan marah terhadap Lot?  Bisa jadi.
Apapun perasaan dan pemikiran Abram, ia tetap mengasihi keluarganya Lot.  Ketika ada konflik antar penguasa Kedorlaomer dan sekutu penguasa Sodom, Abram tidak tinggal diam.  Abram dengan segera mengambil langkah strategis demi menyelamatkan keluarga Lot beserta seluruh hartanya.  Abram terbukti sayang dengan Lot sebagai keluarganya (bdk.Kejadian 18:16-33).


Hari ini banyak terjadi konflik diantara sesama orang 'Gereja' .  Permasalahan bukan bagaimana menghindari konflik, tetapi bagaimana menghadapi dan menyelesaikan konflik secara benar.  Ironis sekali bila ada keluarga Kristen yang konflik sampai di pengadilan, saling pukul, saling jatuhkan dan melibatkan aparat keamanan.  Konflik menjadi tajam dan besar ketika kedagingan lebih diutamakan dan penyangkalan diri diabaikan.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk cinta keluarga.  Abram mengasihi Lot walaupun sudah merugikan dan bisa jadi mengecewakannya.  Abram bisa tetap mengasihi keluarga dan kerabatnya karena ia hidup di dalam Tuhan.  Ini bukan berarti orang Nasrani suka dianiaya atau harus mematikan perasaannya.  Ini bukan berarti anak-anak Tuhan harus jadi korban dirugikan.  Sikap Abram adalah contoh bagaimana orang percaya bebas memberi respon untuk hidup di dalam Tuhan.  Suatu sikap yang tidak ditentukan oleh keadaan dari luar tetapi dari dalam adalah penting menjadi pembelajaran setiap kita.  Setiap orang bebas memilih reaksi apa yang terjadi atas situasi yang menimpanya.  Ia bisa marah dan kemudian membalas kejahatan atau ia bisa marah tetapi menenangkan diri dan berpikir positif.



Cinta terhadap keluarga adalah ajaran Alkitab.  Cinta terhadap keluarga gampang-gampang sulit.  Dikatakan gampang karena itu adalah keluarga sendiri, orang dekat.  Kalau orang tionghoa bilang, 'ce ci ren'.  Dikatakan susah, karena setiap keluarga berbeda kedekatanan dan perlakukan satu sama lain.  Itulah sebab apabila kita ingin bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun, kita harus belajar kasihNya Tuhan.  Tanpa memahami dan mengalami kasih Tuhan Yesus Kristus, akan menjadi hal yang sukar bahkan mustahil untuk bisa mengasihi keluarga dalam keadaan apapun.   Bagaimana keadaan hubungan keluarga Anda? Lancar dan penuh kasih atau jauh dan saling bermusuhan?  Mari kita mohon Tuhan memampukan untuk bisa mengasihi keluarga dan bahkan menjadi kesaksian kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.  Amin.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Tags